Gambar ini akan membantu dokter dalam menemukan dan mengevaluasi area yang diperlukan.
e. Aspirasi jarum transbronkial (TBNA): Selain visualisasi, dokter juga dapat melakukan teknik aspirasi jarum transbronkial (TBNA) selama EBUS.
Teknik ini memungkinkan dokter mengambil sampel jaringan atau cairan dari paru-paru dan kelenjar getah bening di sekitarnya menggunakan jarum kecil.
f. Penutupan dan pemulihan: Setelah prosedur selesai, tabung EBUS akan ditarik perlahan. Saat efek anestesi menghilang, pasien akan dipantau secara berkala untuk memastikan pemulihan yang baik.
Setelah EBUS, dokter akan menggunakan sampel yang diambil selama prosedur untuk analisis lebih lanjut dan mendiagnosis kondisi pasien.
Pada umumnya, pasien dapat pulang pada hari yang sama dengan prosedur, tetapi ini juga akan tergantung pada keadaan individu dan instruksi dokter.
Baca Juga: Tiga Kali Terjerat Narkoba, Ammar Zoni Dituntut 12 Tahun Penjara dan Denda Rp 2 Miliar
Apabila ada gejala tidak biasa atau masalah setelah prosedur, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Pemulihan Setelah EBUS
Setelah prosedur EBUS, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memastikan pemulihan yang optimal.
Di bawah ini adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
a. Istirahat dan pemulihan: Setelah prosedur EBUS, penting bagi pasien untuk istirahat yang cukup untuk memungkinkan tubuh pulih.
Hindari aktivitas yang berat dan pastikan untuk tidur dengan baik.
b. Perawatan luka: Pasien mungkin mengalami sedikit ketidaknyamanan atau sakit tenggorokan setelah prosedur. Minum air hangat dapat membantu meredakan gejala ini. Jika ada perdarahan atau infeksi, segera hubungi dokter.
Baca Juga: Pantas Cantik dan Glowing, Anggota JKT48 Ternyata Sudah Mulai Merawat Diri Sejak Masih SMP
c. Pengawasan gejala: Setelah EBUS, pasien perlu memantau gejala-gejala yang tidak biasa seperti demam, batuk berdarah, atau sesak napas yang memburuk. Jika mengalami hal ini, segera berkonsultasi dengan dokter.
d. Pencegahan infeksi: Pasien harus menjaga kebersihan dan kebersihan diri untuk mencegah infeksi pasca-prosedur. Cuci tangan dengan sabun dan air dengan saksama, hindari kerumunan, dan hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.
Pencegahan kanker paru sangat penting. Merokok adalah faktor risiko utama, oleh karena itu menghentikan kebiasaan merokok adalah langkah penting dalam pencegahan.
Mengonsumsi nutrisi yang baik untuk kesehatan paru-paru, menjalani hidup sehat, melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dengan dokter spesialis paru, menggunakan alat pelindung diri dari paparan bahan kimia juga dapat membantu dalam pencegahan kanker paru-paru.
(*)
Chandrika Chika Belum Minta Maaf Usai Diduga Aniaya Yuliana Byun, Sang Ayah Datangi Korban
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |