Penayangan di platform baru digital ini sontak melipatgandakan jumlah pembaca Bumilangit dan memperluas segmen pembacanya. Pembaca yang awalnya bertumpu pada kolektor kini bisa meraih pembaca yang lebih muda di usia 18-24 tahun.
Ketiga periode ini merupakan batu pijakan untuk memasuki era baru Bumilangit yang mengeksplorasi media-media baru. Wim Berlinawan dan Tjiptoningtyas menggawangi eksplorasi Bumilangit ke arah film dan animasi.
Titian Jagat Baru
Pameran Gelegar kali ini menjadi catatan penting yang merekam tiga periode pertama dari perjalanan Bumilangit.
Di sini ditampilkan karya-karya asli dari para artis Bumilangit sebelum dicetak menjadi buku, atau ditayangkan secara digital. Karya-karya ini sekaligus menjadi titian yang menjadi jembatan antara era klasik dan era digital.
Ketika teknologi digital mendisrupsi dan hasil rekaan Akal Imitasi (AI) mulai membanjiri jagat maya, kehadiran karya-karya tangan asli ini bisa menjadi pengimbang.
Ada pengalaman intim saat menyaksikan karya asli secara langsung dalam ukuran sebenarnya yang lebih besar. Aura karya dari para artis bisa ditangkap lewat goresan garis, sapuan tinta, sentuhan tekstur dan perasaan masuk meruang.
Gelombang yang dipancarkan lewat pameran ini diharapkan bisa menularkan semangat berkarya dan melestarikan salah satu khazanah sastra rupa Indonesia yang pernah ada dalam sejarah kita untuk masa depan.
Pameran di Bentara BUdaya Jakarta kali ini akan bisa dinikmati mulai tanggal 7- 14 Agustus 2024.
Respect The Past, Embrace The Future.
Ceritakan Indonesia, Gambari Dunia.
Bentara Budaya & Bumilangit
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Okki Margaretha |