Grid.ID – Nahas benar nasib musisi sekaligus komedian asal Bandung, Joehana Sutisna alias Joe P Project.
Sekitar bulan Mei lalu, anak kesayangannya, Edge Thariq alias Gege, meninggal dunia.
Putra sulung Joe itu meninggal dunia lantaran sakit diabetes di usia yang relatif muda, 27 tahun.
“Asal muasal dari gerd, diagnosa dokter itu ada diabetes sampai 500,” kata Joe saat menjadi pengisi acara Pagi Pagi Ambyar Trans TV, Rabu (25/9/2024).
Kepergian Gege tentu menjadi pukulan berat bagi Joe dan istrinya.
Pasalnya, Gege yang disebut Joe sebagai anak introvert, seringkali menjadi sahabat sang ayah tatkala mereka menjalani hobi yang sama, bermusik dan motoran.
“Saya naik motor bareng, riding ke pangandaran, main musik sama-sama, beberapa kali anak aku jadi additional guitar di band aku juga,” kenang Joe.
Kejadian menyedihkan sepertinya tak berhenti sampai di situ, empat bulan berselang setelah Gege meninggal dunia, rumah Joe kebakaran.
Rumah di kawasan Margahayu, Bandung yang ditinggali Joe dan istrinya itu, ludes terbakar.
Penyebabnya adalah kabel handphone yang terus-menerus tertancap, meski sedang tak digunakan.
“Kebakaran seminggu yang lalu. Jadi dari charger yang terus nyolok, padahal HP sudah gak ada, jadi listrik ngalir terus,” kata Joe.
Baca Juga: Usai Terbakar, Makam Glenn Fredly Harus Digunduli Habis
“Kejadian menjelang magrib, istri teriak-teriak tapi api sudah besar, saya lari ke atas, sudah panas banget,” kata Joe.
“Pasrah saja yang terjadi. Semua hancur seketika, aku gak kepikiran apa-apa saat itu, yang penting selamat dan gak nyebar apinya ke tetangga. Gak ada luka, tapi sesak napas aja,” katanya.
Ketika menceritakan kronologi kebakaran rumahnya, Joe terlihat santai, padalah saat itu Joe tak memiliki tempat tinggal lain, sampai-sampai mendapatkan bantuan dari tetangga.
Ternyata, bagi Joe, kehilangan rumah tinggalnya sepekan yang lalu, tak ada apa-apanya jika dibanding ia kehilangan harta paling berharganya yaitu, anaknya.
“(Rumah kebakaran) saya bisa lebih kuat, karena harta terindah saya sudah diambil 4 bulan lalu,” kata Joe sambil tersenyum getir.
“Harta ini (rumah kebakaran) gak ada apa-apanya, sepeninggal anakku itu hidup kaya ‘ah buat apa coba?’, tapi God the greatest.”
“Ketika sedang ingat itu (anak meninggal dunia), eh rumah kebakaran, kebakaran ini bukan cobaan tapi saya anggap penyembuhan buat saya,” kata Joe.
“Kebakaran ini menghilangkan (rasa sakit ingat anak yang meninggal). Jadi misal kaki kanan kamu sakit, coba tusuk kaki kiri, kamu jadi pindah (fokus) ke kaki kiri,” kata Joe.
Satu-satunya yang bikin hati Joe teriris soal kehilangan rumahnya karena kebakaran adalah, ia juga kehilangan barang-barang peninggalan sang putra yang ludes dilalap api.
Padahal, kata Joe, ketika anaknya meninggal dunia, ia mulai mengumpulkan barang-barang sang anak, dengan maksud membuat area memorabilia di rumahnya.
“Jadi saya sebenarnya lagi kumpulin alat-alat band dia, aku lagi coba bikin memoribilia lah, aku bikin untuk studio di rumah,” kata Joe.
“Kumpulin foto-fotonya pas kecil juga.”
“Tapi pas kebakaran semua itu hancur, jadi hilang semuanya, gak ada,” kata Joe.
“Seolah kenangan dia terbakar semua, seolah anak aku bilang sudah lah pa, aku sudah okay di sini,” gitu. (*)
Chandrika Chika Belum Minta Maaf Usai Diduga Aniaya Yuliana Byun, Sang Ayah Datangi Korban
Source | : | Pagi Pagi Ambyar Trans TV |
Penulis | : | Okki Margaretha |
Editor | : | Okki Margaretha |