- Bulan Ruwah (Sya'ban) – Bulan ini dianggap baik karena mendekati bulan suci Ramadan.
- Bulan Besar (Dzulhijjah) – Bulan yang berkaitan dengan kebesaran dan keberkahan.
Sebaliknya, bulan yang sering dihindari adalah Suro (Muharram) karena dianggap sebagai bulan penuh musibah atau bulan berkabung.
5. Menghindari Hari-hari Buruk (Pantangan)
Ada juga hari-hari yang dianggap kurang baik atau penuh pantangan untuk melangsungkan pernikahan, seperti:
- Hari Kamis Wage – Dianggap kurang baik untuk pernikahan.
- Bulan Suro – Dianggap sebagai bulan sakral untuk ritual keagamaan dan bukan untuk perayaan pernikahan.
6. Konsultasi dengan Sesepuh atau Ahli
Setelah menghitung weton dan neptu, Anda bisa berkonsultasi dengan sesepuh atau ahli spiritual Jawa yang berpengalaman dalam menentukan hari baik.
Mereka bisa memberikan panduan tambahan yang lebih spesifik berdasarkan adat dan keyakinan setempat.
7. Memadukan dengan Kesiapan Pribadi
Selain pertimbangan adat, penting juga untuk memperhatikan kesiapan mental, fisik, dan finansial pasangan.
Memilih tanggal pernikahan juga harus disesuaikan dengan kondisi pribadi dan keluarga.
Baca Juga: 3 Weton yang Pinter Nabung, Bijak Mengelola Duit sampai Auto Kaya Raya
(*)
Penulis | : | Irene Cynthia |
Editor | : | Irene Cynthia |