Grid.id - Dalam budaya Jawa, memilih hari pernikahan sering kali didasarkan pada weton, yang menggabungkan hari kelahiran (pasaran) dan hari kalender Jawa untuk menemukan hari yang dianggap baik (hari baik) atau menghindari hari buruk.
Berikut adalah beberapa tips yang bisa diikuti untuk memilih hari pernikahan sesuai weton:
1. Menentukan Weton Keduanya
Langkah pertama adalah mengetahui weton calon pengantin pria dan wanita.
Weton dihitung dari hari lahir menurut kalender Jawa dan pasaran, yang terdiri dari lima hari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Selain itu, ada juga tujuh hari dalam seminggu (Senin hingga Minggu). Contoh weton: Rabu Pahing, Sabtu Kliwon.
2. Menentukan Jumlah Neptu
Setiap hari dan pasaran memiliki nilai angka atau neptu.
Untuk menghitung weton, Anda perlu menjumlahkan nilai dari hari lahir dan pasaran dari kedua calon mempelai.
Neptu Hari
- Minggu: 5
- Senin: 4
- Selasa: 3
- Rabu: 7
- Kamis: 8
- Jumat: 6
- Sabtu: 9
Neptu Pasaran:
- Legi: 5
- Pahing: 9
- Pon: 7
- Wage: 4
- Kliwon: 8
Contoh: Jika calon pengantin wanita lahir pada Senin Pon, maka neptunya adalah 4 (Senin) + 7 (Pon) = 11.
Jika calon pengantin pria lahir pada Sabtu Pahing, maka neptunya adalah 9 (Sabtu) + 9 (Pahing) = 18.
3. Mencari Hari Pernikahan Berdasarkan Jumlah Neptu
Setelah menghitung total neptu dari kedua calon pengantin, langkah selanjutnya adalah mencari hari pernikahan yang dianggap baik.
Biasanya, jumlah neptu yang beruntung dalam adat Jawa berkisar antara 21 hingga 30.
Hindari jumlah neptu yang lebih rendah dari 21 atau lebih tinggi dari 30, karena sering dianggap kurang menguntungkan untuk pernikahan.
Contoh:
- Neptu calon pengantin wanita: 11
- Neptu calon pengantin pria: 18
- Total: 11 + 18 = 29 (ini termasuk angka yang baik).
Baca Juga: Blasteran Swiss, Anggika Bolsterli Nikah Pakai Itungan Weton, Ini Tanggal Paling Bagus!
4. Mempertimbangkan Bulan dan Hari Baik
Selain neptu, beberapa orang juga memilih bulan atau waktu tertentu yang dianggap baik dalam adat Jawa.
Beberapa bulan yang sering dianggap baik untuk menikah antara lain:
- Bulan Ruwah (Sya'ban) – Bulan ini dianggap baik karena mendekati bulan suci Ramadan.
- Bulan Besar (Dzulhijjah) – Bulan yang berkaitan dengan kebesaran dan keberkahan.
Sebaliknya, bulan yang sering dihindari adalah Suro (Muharram) karena dianggap sebagai bulan penuh musibah atau bulan berkabung.
5. Menghindari Hari-hari Buruk (Pantangan)
Ada juga hari-hari yang dianggap kurang baik atau penuh pantangan untuk melangsungkan pernikahan, seperti:
- Hari Kamis Wage – Dianggap kurang baik untuk pernikahan.
- Bulan Suro – Dianggap sebagai bulan sakral untuk ritual keagamaan dan bukan untuk perayaan pernikahan.
6. Konsultasi dengan Sesepuh atau Ahli
Setelah menghitung weton dan neptu, Anda bisa berkonsultasi dengan sesepuh atau ahli spiritual Jawa yang berpengalaman dalam menentukan hari baik.
Mereka bisa memberikan panduan tambahan yang lebih spesifik berdasarkan adat dan keyakinan setempat.
7. Memadukan dengan Kesiapan Pribadi
Selain pertimbangan adat, penting juga untuk memperhatikan kesiapan mental, fisik, dan finansial pasangan.
Memilih tanggal pernikahan juga harus disesuaikan dengan kondisi pribadi dan keluarga.
Baca Juga: 3 Weton yang Pinter Nabung, Bijak Mengelola Duit sampai Auto Kaya Raya
(*)
Penulis | : | Irene Cynthia |
Editor | : | Irene Cynthia |