Dulu, Billar hanya meluangkan waktu sekitar lima menit untuk bermain dengan anaknya, sementara sisanya dihabiskan untuk bekerja.
Meskipun demikian, kebahagiaan dalam rumah tangganya, termasuk dengan Lesti, sebenarnya cukup sederhana.
"Gue sadar bahwa ternyata Lesti, tolak ukur kebahagiaannya bukan dari gue selalu ngasih hadiah," kata Billar.
"Love language-nya bukan pemberian tapi perhatian, sentuhan kasih sayang. Bahkan hidup sederhana pun dia bahagia yang penting gue ada di sisinya," sambung Billar.
Billar baru menyadari semuanya setelah menghadapi kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
"Setelah kasus ini, persepsi gue salah, gue dulu terlalu ambisi, terlalu workaholic," ujar Billar.
"Sampai gue lupa, interaksi sama istri gue aja jarang, sama anak gue pun jarang," imbuhnya.
Karena itu, Billar menjadi lebih memahami bahwa kehidupan setelah menikah ternyata tak semudah yang dibayangkannya selama ini.
"Ternyata lebih komplek, jauh lebih rumit dari yang gue kira, tapi itu lah pembelajaran," ucap Billar.
"Memang serumit itu, makanya ganjaran pahalanya besar," sambungnya.
(*)
Chandrika Chika Belum Minta Maaf Usai Diduga Aniaya Yuliana Byun, Sang Ayah Datangi Korban
Source | : | Kompas.com,Banjarmasinpost.co.id |
Penulis | : | Fidiah Nuzul Aini |
Editor | : | Fidiah Nuzul Aini |