Oleh kakak perempuan Uya, almarhum minta untuk dilarikan ke IGD rumah sakit, karena tak tahan dengan sakitnya.
“Padahal enggak pernah gitu sampai minta ke IGD. Waktu serangan jantung juga nolak dibawa ke IGD,” kata Uya.
“Sempat rasakan nyeri, kayak syaraf kejepit, di MRI katanya ada tulang yang hilang,” kata Uya yang sempat menganggap hal itu sebagai candaan.
“Kakak curiga ada sel cancer. Sebelum meninggal itu ke Dharmais, mau PET scan mau lihat hasil keluhan, sempat sesak napas, panik, minta oksigen, terus bapak gue teriak minta ke IGD.”
Saat itu, Uya yang kini sibuk sebagai politisi mengaku baru saja tiba di tempat rapat.
Tak lama setelahnya, Uya mendapat kabar dari sang kakak, jika ayah mereka sudah tiada.
“Posisi gue di Serpong pas mau rapat, dikabarin sama kakak gue, bapak gue meninggal di pangkuan kakak gue,” kata Uya sambil menangis.
Namun, hal yang membuat Uya lega adalah teriakan sang ayah menjelang ajalnya.
“Sempat teriak Laa Ilaaha Illallah (tiada Tuhan selain Allah, red), Insya Allah masuk surga,” kata Uya sambill terisak. (*)
Source | : | Pagi Pagi Ambyar Trans TV |
Penulis | : | Okki Margaretha |
Editor | : | Okki Margaretha |