Sambil menangis, Eli mengenang kebaikan putrinya, yang mungkin saja membuat banyak peziarah yang rela datang dan berdoa di depan pusara putrinya.
“Anaknya baik dan suka menolong kawannya, hafidz Al Quran 30 juz,” kata Eli saat menjadi bintang tamu acara Pagi Pagi Ambyar TransTV.
Diceritakan sang bunda, Nia mulai berjualan gorengan sejak kelas 4 Sekolah Dasar.
Uang yang dihasilkan tak seberapa, namun Nia selalu menyimpan uang hasil kerjanya untuk sang ibu dan adik-adiknya.
“(Hasil jualan gorengan) Rp30 ribu sehari, untuk sekolah adiknya, dia menabung dari kecil untuk adik dan kakanya,” kata Eli.
“Uang (hasil jualan) buat toilet biar ibu gak jatuh nanti sakit,” kata Eli mengingat ucapan Nia semasa hidup.
Kegigihan Nia untuk mencari rezeki untuk keluarga diketahui oleh orang-orang di desanya.
Rupanya, tak cuma berjualan gorengan sehabis sekolah, Nia juga berjualan durian jika musimnya tiba.
“Ibunya jual gorengan pagi, Nia sekolah, setelah sekolah siang dilanjutkan Nia yang jualan sampai sore,” kata Ratu, salah satu perwakilan keluarga.
“Dia gak hanya jual gorengan untuk makan, dia mendorong gerobak durian di pinggir jalan,” kata Ratu.
“Dari hasil jual durian dia belikan kayu untuk rumah, daerah Kayu Tanam itu penghasil Durian, iya dia bangun rumah dari kayu, miris kalau dilihat,” kata Ratu. (*)
Nyesek, Talitha Curtis Ungkap Ibu Kandungnya Kerja di Dunia Malam hingga Hamil: Aku Sempat Digugurin
Source | : | Pagi Pagi Ambyar Trans TV |
Penulis | : | Okki Margaretha |
Editor | : | Okki Margaretha |