Lebih lanjut, Sujatmiko mengaku ia merapikan motor di parkiran tersebut tak sendiri, melainkan juga dibantu oleh mahasiswa bersama teman-temannya.
"Saya menata ini bareng teman-teman. Kalau kayak gini butuh waktu sekitar dua jam.
Karena harus ambil motor satu per satu dari belakang dan menatanya ulang sesuai warna," imbuh Sujatmiko.
Dan ya, meski aksinya itu memerlukan tenaga dan waktu extra, hal itu tak membuat Sujatmiko lelah.
Ia justru merasakan kepuasan sendiri tatkala melihat parkiran yang dipegangnya terlihat rapi.
Mahasiswa juga tak ada yang keberatan dengan aksinya memindahkan motor-motor.
"Saya yang ambil motor-motor itu, mahasiswa enggak peduli.
Mereka lebih suka melihat parkiran yang rapi dan bagus dilihat," kata Sujatmiko.
Bahkan saking rapinya, mahasiswa jadi dimudahkan saat mencari keberadaan motornya, bahkan banyak yang terperangah dan berfoto di parkiran itu.
"Banyak yang foto di sini, apalagi kalau pulang, mereka merasa lebih mudah karena motor sudah tertata dengan baik," tandas Sujatmiko.
Sujatmiko sendiri ternyata telah menjadi tukang parkir di Unnes selama 8 tahun dan bermimpi ingin memiliki dealer motor.
"Cita-cita saya dulu pingin punya dealer motor. Melihat motor yang tertata dengan rapi seperti ini, rasanya seperti lewat di showroom motor. Jadi termotivasi," imbuhnya.
(*)