Grid.ID - FSY adalah festival sastra yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta sejak tahun 2022.
Festival ini merespons perubahan dan situasi kesastraan hari ini di Indonesia terutama pascapandemi Covid 19.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta Yetti Martanti, menjelaskan adanya pergeseran proses produksi, konsumsi dan distribusi sastra dan produk budaya lainnya karena penggunaan teknologi digital yang eksesif.
Hal itu mengilhami FSY untuk menyikapinya dengan program-program yang festive tetapi inklusif; interdisipliner dan intermedial; kolaboratif, interaktif dan eksperimentatif.
FSY juga dengan bangga memanggungkan pertemuan antara pelaku dan penikmat sastra Yogya dengan mereka yang bertumbuh dalam ekosistem yang berbeda.
Dengan pembacaan akan hal tersebut, Paksi Raras Alit sebagai ketua tim panitia mengatakan bahwa FSY tahun 2024 menawarkan tema “Siyaga” sebagai sikap diri bersastra yang sadar akan perubahan besar yang tengah terjadi itu.
Sikap tersebut mewujud pada keadilan dan keterbukaan pada peluang munculnya cara-cara baru dalam praktik bersastra.
Selain dalam ekosistemnya sendiri itu, sastra yang siyaga berarti sastra yang bisa menjadi ruang untuk membaca realitas-realitas eksternal yang melahirkannya.
Sastra yang siyaga juga berarti peka terhadap isu-isu kebangsaan di masa transisi, sigap menyuarakan permasalahan-permasalahan ekologis di lingkungan kita, dan terus menerus memperjuangkan kesetaraan dan kebebasan ekspresi bagi pegiat sastra di Indonesia.
Ramayda Akmal dan Ni Made Purnama Sari sebagai kurator festival, serta Hendra Himawan sebagai direktur artistik secara berturut-turut mendeskripsikan bahwa kesadaran SIYAGA ini dimanifestasikan dalam program-program FSY yang, pertama, merangkul pihak-pihak di dalam ekosistem sastra, yang sekalipun perannya sangat penting, jarang menjadi wajah dari sastra itu sendiri. Contohnya adalah program-program untuk para calon penulis, ilustrator dan penerjemah.
Kedua, memberi ruang pada keragaman aktivitas bersastra yang baru dan interaktif, seperti program sastra yang berdampak pada kesehatan mental seperti poetry healing dan journaling atau program tentang aktivitas sastra digital seperti bookstragramming.
Baca Juga: Pameran Komik Daya Dara: Siasat Sederhana untuk Perempuan Indonesia Berkarya
Derita Penyakit Ini, Abdee Slank Disebut jadi Objek Percobaan Pengobatan Profesor Jepang, Kaka Ungkap Kondisinya
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Okki Margaretha |