“Perawat datang 2 orang, satu pegangin (alat medis) satu jadi backing dancer, pasien lain itu tepuk tangan,” kata Denada.
Sungguh, menari adalah hal yang amat dicintai Aisha, bahkan menjadi bahan bakarnya agar bisa tetap ceria menghadapi proses kemoterapinya saat itu.
Kini, Aisah sudah genap empat tahun sejak terakhir ia menjalani kemoterapi.
Denada memutuskan agar anaknya tetap berada di Singapura dan bersekolah di sana.
“Dance itu booster dia, dia minta ekskul dance, aku yang deg-degan, tapi semua guru tau background dia, jadi (intensitas) agak dikurangi,” kata Denada.
Rupanya, selain menari, Aisha juga senang menciptakan lagu dan juga mengedit video.
Darah seni benar-benar mengalir dari kedua orangtuanya.
“Itu anak senang bikin lagu, senang perform, dia gak punya akun sosmed, tapi dia saka lihat Youtube, edit video sendiri, bikin lagu sendiri, ciptain lagu sendiri mana liriknya lucu-lucu lagi,” puji Denada. (*)
Kabar Terbaru Jessica Kumala Wongso Usai Bebas, Unggahannya di Tiktok Jadi Omongan, Disebut ketinggalan Zaman
Source | : | Pagi Pagi Ambyar Trans TV |
Penulis | : | Okki Margaretha |
Editor | : | Okki Margaretha |