Hal itu diduga lantaran Agus merasa memiliki kemampuan spesial yang hanya ia miliki.
"Cuma adik kami ini (Agus) agak sedikit berbeda dengan yang lain yaitu beliau tidak begitu aktif bersama teman-teman disabilitas yang lain.
Karena dia merasa lebih punya sesuatu yang spesial dengan yang lain," jelasnya.
Lebih lanjut, Wisnu juga menyoroti pola asuh orang tua Agus yang tampak terlalu berlebihan menyanjung kelebihan sang putra.
Contohnya sanjungan karena Agus bisa mengemudikan sepeda motor.
"Sehingga dia merasa lebih dari pada teman-temannya yang lain itu yang membuat dia jarang bergaul dengan teman-teman kita yang disabilitas," bebernya.
Tak berhenti di situ, tabiat Agus Buntung juga dibongkar oleh dosen di kampusnya.
I Made Ria Taurisia Armayani, salah dosen pembimbing akademik (PA) Agus Buntung di kampus mengaku pernah dilaporkan Agus ke Dinas Sosial.
"Agus ini berbohong. Saya selaku dosen PA, dianggapnya tidak menginginkan dia kuliah. Padahal tidak dalam cerita konteks itu," ujar Ria.
Hal tersebut rupanya bermula saat Agus menunggak Uang Kuliah Tunggal (UKT) padahal dirinya menerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K).
Ria yang bermaksud untuk membantu dengan membuka kembali sistem pembayaran yang sudah ditutup rupanya sia-sia saja.
Agus tetap tak kunjung membayar UKT meskipun beasiswa KIP-K telah cair.
Source | : | Tribun Medan,Kompas.com |
Penulis | : | Ines Noviadzani |
Editor | : | Nesiana |