Sebuah video yang merekam seorang anggota polisi menyuapi makan napiter dengan kedua tangan diborgol dalam bus di perjalanan menuju Nusakambangan menjadi penyulut kemarahan beberapa pihak yang sejalan dengan teroris.
"Jadi kelompok ini sangat terprovokasi dengan video yang beredar luas," tutur Ali Fauzi.
Ali menambahkan bahwa pelaku bom di Surabaya adalah kelompok yang bergerak dalam medio empat hingga lima tahun terakhir.
"Kelompok ini berafiliasi dengan ISIS," tandasnya.
Anggota teroris biasanya saling bahu membahu dalam menjalankan misinya.
Menurut Ali, Polisi sebenarnya tahu bahwa akan ada pembalasan atas kasus di Mako Brimob, hanya tidak diketahui secara pasti kapan dan di mana akan terjadi.
"Jika kelompok teroris mendapat tekanan, maka yang di bawah akan bergerak," ujar Ali Fauzi.
BACA:Benarkah Menyusui Menurunkan Risiko Serangan Jantung pada Ibu?
Selain itu, Ali Fauzi menilai kelompok pengebom di Surabaya bukan perakit bom besar.
Kebakaran besar yang muncul bukan diakibatkan efek residu bom, melainkan berasal dari objek lain yang ikut terbakar, misalnya ban dan tangki bensin.
Sebelumnya, Ali Fauzi juga sempat berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia agar tidak lengah terhadap gerakan radikalisme terutama Islamic State of Iraq ad Syria (ISIS).
BACA:Terdengar Sepele, Tapi 4 Hal Ini Harus Dipatuhi Wanita Anggota Kerajaan Inggris
Dikutip dari ANTARA, Ali mengungkap salah satu jalan terbaik untuk melawan ISIS adalah dengan memperkuat ideologi Pancasila dan memperdalam pengetahuan agama.
Adik terpidana mati bom Bali ini menambahkan, Indonesia dikenal sebagai negara dengan toleransi antar umat beragama yang tinggi dan itu merupakan modal kuat untuk mencegah dan menangkal penyebaran propaganda paham radikalisme, terutama yang dilakukan oleh militan ISIS. (*)
Nyesek, Abidzar Al Ghifari Sampai Lakukan Ini Demi 'Hadirkan' Mendiang Uje di Pernikahan sang Adik, Umi Pipik Auto Mewek
Source | : | ANTARA,Tribun Jatim |
Penulis | : | Elizabet Ayudya |
Editor | : | Elizabet Ayudya |