Mereka tampak mengeluh dan mengaku jika mereka dipukuli dan dihina selama interogasi.
"Sekitar 800 perempuan ISIS dengan anak-anak berada di tempat kamp. Mereka berasal dari sekitar 40 negara. Ada wanita dari Kanada, Perancis, Inggris, Tunisia, Yaman, Turki dan Australia", kata direktur program terorisme dan kontraterorisme Human Right Watch, Nadim Houry.
BACA JUGA Beda dari yang Lain, Mahfud MD Gunakan Instagramnya untuk Galang Dana Bantuan Korban Bom Surabaya
Para wanita ini berada dalam situasi yang sangat sulit, khususnya untuk anak-anak kecil.
Houry menambahkan bahwa banyak wanita berharap untuk kembali ke negara asal mereka, atau setidaknya mengirim anak-anak mereka kembali.
"Anak-anak belum melakukan kejahatan, mereka adalah korban perang", tandas Houry.
Pemerintah Kurdi juga mengatakan jika mereka tidak ingin mengadili para wanita dan lebih suka mengirim mereka kembali ke negara asalnya.(*)
Innalillahi, Raffi Ahmad Tumbang saat Ramadhan, Bagaimana Kondisi Suami Nagita Slavina sekarang?
Source | : | tribunnews,kompas,Independent |
Penulis | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Editor | : | Septiyanti Dwi Cahyani |