Sementara Frank dan Jennifer diikat tangannya, ditutup matanya, mereka membawa keduanya ke sebuah lokasi terpencil.
Lewat Situs-situs ini Teroris dan ISIS Lancarkan Propagandanya
Para penculik kemudian menyuruh Frank menghubungi otoritas AS guna menyerahkan tebusan.
Mereka disandera dan dipukuli. Jennifer bahkan sempat hendak diperkosa.
Beruntung beberapa jam setelahnya, Frank berhasil kabur dan melaporkan yang ia alami pada polisi setempat.
Sementara Jennifer yang nyaris jadi bulan-bulanan kawanan penculik, diam-diam menyelinap dan bersembunyi di sebuah pohon.
Tak lama, Frank kembali bersama polisi. Para penculik diamankan sementara Jennifer dan Frank diurus kepulangannya oleh Kedutaan AS di Meksiko.
Kisah Alex dan Jennifer hanya sekelumit dari ribuan kisah penghilangan orang di Meksiko.
Tingkat kriminalitas di negara yang selalu bergejolak itu kian meningkat sepanjang tahun.
Dan penculikan orang bisa terjadi kapan saja, bahkan banyak kasus penculikan yang tidak dilaporkan dan tercatat.
"Kami beruntung berhasil meloloskan diri. Kami berharap apa yang kami alami tak akan dialami orang lain yang mengunjungi negara itu," tutur Frank mengenang kejadian mengerikan itu.
Pada tahun 2016, berdasarkan laporan Overseas Security Advisory Council (OSAC), biro Departemen Luar Negeri yang berfokus pada keamanan internasional, tercatat ada 771 kasus penculikan di Meksiko yang melibatkan orang-orang yang terkait dengan Amerika Serikat, termasuk keterlibatan warga AS dan mantan polisi AS dalam skandal kriminal di Meksiko.
Sementara itu terdapat 30.000 kasus pembunuhan pada tahun 2017 di Meksiko tulis sebuah penelitian Universitas San Diego.
Mayoritas kasus kriminal di Meksiko berhubungan erat dengan Narkoba. (*)
Gunung Raung Erupsi Sehari Sebelum Natal, Pendaki Dengar Suara Ngeri ini dan Buru-buru Selamatkan Diri
Source | : | nypost |
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |