Laporan Wartawan Grid.ID, Siti Sarah Nurhayati
Grid.ID – Grup lawak Warkop DKI dikenal dengan profesionalismenya.
Hal ini diakui oleh produser film 'Warkop DKI: Sama Juga Bohong', Hendrick Gozali.
Dia mengungkapkan, pada masa kejayaan Warkop DKI tetap konsisten dengan kualitas daripada kuantitas.
(Baca Juga 7 Prestasi Fake Love Milik BTS Hanya Dalam Hitungan Jam Setelah Rilis)
Grup lawak yang digawangi, Dono, Kasino dan Indro ini juga rupanya hanya mengambil dua film setiap tahunnya, meski tawaran untuk bermain film sedang tinggi-tingginya.
Maklum, ketiganya sedang berada di puncak popularitas kala itu.
"Kalau Warkop dulu satu tahun cuman ngambil dua film dan biasanya mereka main di waktu lebaran atau tahun baru," ungkap Hendrick saat ditemui Grid.ID di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (18/5/2018) malam.
"Jadi enggak serakah. Kalau waktu itu mereka mau serakah, satu tahun mungkin 5, 6, 7, film juga bisa. Tapi mereka enggak, mereka selalu cuman dua," sambungnya.
(Baca Juga 6 Hal tentang Pernikahan Pangeran Harry dengan Meghan Markle)
Gara-gara hal tersebut mereka lantas dinilai sangat sibuk, sehingga banyak produser yang sulit untuk melakukan kontrak dengan Warkop DKI kala itu.
Bahkan pihak rumah produksi harus antri dengan nomor antrian.
"Sebetulnya mereka itu enggak sulit lho, kadang-kadang orang pikir mereka waktu itu ngetop sekali ya, kalau mau kontrak mereka juga pakai antri karena udah pakai nomor," kata Hendrick.
(Baca Juga Penyanyi Rayen Eks Duo Pasto Berkabung, Ayahandanya Meninggal Dunia)
Namun Hendrick menuturkan, justru hal itu lah yang membuat mereka bertahan dan selalu dikenang hingga saat ini, meski dua diantaranya telah tiada.
"Maka dari itu Warkop sebenernya bertahan. Jadi lain dari pada yang lain. Warkop itu sesuatu yang perlu kita renungkan juga daripada terlalu di porsir dan hasilnya jadi kurang baik, orang juga bosen jadinya," pungkas Hendrick.
Kini film berjudul 'Warkop DKI: Sama Juga Bohong' telah direstorasi dan tayang di CGV Cinemas untuk mengobati kerinduan terhadap tiga pelawak legenda tersebut melalui gelaran Vintage Film Festival. (*)
Penulis | : | Siti Sarah Nurhayati |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |