Setiap saat, selongsong peluru dan pecahan bom dapat menancap ke tubuh mereka, di tengah terik, di kala malam, di setiap harapan mereka untuk dapat berkumpul dengan keluarga demi sekadar merayakan Ramadhan bersama
Grid.ID - Umat muslim di seluruh dunia tengah menjalani bulan suci Ramadhan dalam satu bulan ke depan.
Satu bulan yang identik dengan sukacita hingga menyongsong hari kemenangan tiba.
Betapapun harus menahan nafsu saat berpuasa, tak bisa dipungkiri semarak setahun sekali khas Ramadhan merupakan salah satu daya tarik bulan agung umat Muslim ini.
Jarang Diketahui, Ini Sosok Sherlock Holmes Sesungguhnya di Kehidupan Nyata
Daya tarik berupa pasar-pasar yang dipenuhi beragam makanan dan sesak orang hingga waktu 'berbuka puasa bersama' yang menjelma momen perekat persaudaraan.
Nahas, Ramadhan yang berbeda dirasakan warga Palestina di jalur Gaza.
Lupakan pasar-pasar, enyahkan segala imaji soal momen berbuka yang manis, sebab sejak Maret lalu hingga hari ini, mereka tengah melewati hari-hari penuh pertumpahan darah.
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat ribuan orang terluka, sementara 62 orang dilaporkan tewas dalam gelombang aksi protes yang dilancarakan puluhan ribu warga Palestina.
Mereka menuntut Israel mengembalikan tanah leluhur mereka.
Hari ini dalam Sejarah: Sir Arthur Conan Doyle, Penulis Sherlock Holmes Dilahirkan
Israel dengan dalih melindungi daerah perbatasan dan keamanan negara, melancarkan serangan terhadap warga Palestina.
Perang pun tak terhindarkan, ribuan orang jadi korban.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, António Guterres menyebut peristiwa berdarah ini sebagai 'darurat kemanusiaan yang konstan'.
Lantas bagaimana rakyat Palestina di Gaza merayakan bulan Ramadhan?
Ayman Jamal Mghamis, aktivis pro Palestina sekaligus pendiri kelompok hip-hop 'Rapperz Palestina' mengungkapkan bulan Ramadhan disana begitu tragis dan memilukan.
Patahkan Segala Teori Konspirasi, Sebuah Penelitian Ungkap Fakta Kematian Adolf Hitler Sesungguhnya
"Pasar kami kosong, seolah-olah bulan Ramadhan belum tiba. Dan setiap tahun, (kami merayakan ramdhan) tanpa sukacita dan harapan," tukas Ayman getir.
Ayman menambahkan, "Banyak keluarga di Palestina hari ini berada di bawah garis kemiskinan, bahkan kami kesulitan mencari sepotong roti untuk berbuka puasa." (*)
Source | : | afp,newsweek.com |
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |