Grid.ID - Rentetan berbagai macam kerusuhan yang belakangan ini terjadi seolah memaksa masyarakat Indonesia untuk mengingat kembali kenangan buruk masa lalu.
Kerusuhan Mako Brimob, teror bom Surabaya, Sidoarjo dan kota-kota lainnya tentu menyisakan duka yang mendalam bagi masyarakat Indonesia.
Peristiwa bom di Surabaya bukanlah yang pertama terjadi di Indonesia.
Sebelumnya, Indonesia pernah diguncang dengan beberapa bom bunuh diri yang lebih dahsyat.
Salah satunya adalah bom Bali yang dampaknya cukup besar untuk Indonesia.
BACA JUGA Pengakuan Mantan Istri Pejuang ISIS, 'Saya Kira Rapper, Ternyata Teroris'
Najwa Shihab, melalui channel Youtubenya mengunggah sebuah video ungkapan penyesalan salah satu pelaku bom bali pada Rabu (23/05/2018).
Dia adalah Umar Patek, narapidana teroris Bom Bali I yang saat ini sedang menjalani hukuman 20 tahun penjara.
Dalam video berdurasi 15 menit itu, Umar mengungkapkan alasannya untuk bertaubat.
Ia mengungkapkan jika salah satu faktor pendukung terbesar Umar Patek untuk berubah adalah keluarga.
"Keluarga yang mengubah jalan hidup saya", ungkap mantan teroris pelaku bom bali itu.
Umar mengungkapkan jika keluarga adalah orang pertama yang merangkul dan tidak membenci Umar Patek.
Meski sempat menentang jalan pemikirannya, keluarganya tidak pernah membenci dosa-dosa yang pernah ia lakukan.
Selain keluarga, Umar juga mengaku jika ia mendapatkan dukungan dari pihak Aparat Keamanan Negara.
Seperti polisi, TNI dan petugas penjaga Lapas yang sudah bersikap seperti teman dan saudara kepada Umar.
Dengan cara-cara pendekatan seperti itulah yang akhirnya membuat Umar luluh dan memutuskan untuk kembali mengikuti upacara peringatan HUT RI pada tahun 2014.
BACA JUGA Siap Kirim Teroris ke Neraka, Inilah Tim Antiteror Mengerikan Milik TNI, Koopssusgab
Usai mengikuti upacara, Umar menyampaikan keinginannya untuk menjadi petugas pengibar bendera.
Sampai akhirnya, pada tahun 2015,2016 dan 2017 Umar dipercaya untuk menjadi pengibar bendera selama tiga kali berturut-turut.
Ketika Najwa menyinggung soal aksi teror bom yang belakangan ini terjadi, Umar pun turut memberikan tanggapannya.
Umar bahkan mengutuk aksi teror bom yang belakangan ini terjadi sangatlah biadab dan tidak bisa diterima dalam ajaran agama Islam.
Apalagi aksi teror bom yang belakangan ini terjadi melibatkan anak-anak dan para wanita.
BACA JUGA Kisah Anak Terduga Teroris, Memilih Tinggal Dengan Neneknya Ketimbang Ayahnya
Umar juga menjelaskan perbedaan pemahaman antara pelaku teror bom saat ini dengan pemahamannya dulu.
"Karena anak-anak yang sekarang ini, yang melakukan aksi-aksi teror belakangan, saya perhatikan mereka memiliki pemahaman takfiri.
Yang mana pemahaman itu tidak ada pada kami sebelumnya.
Pemahaman Takfiri ini pemahaman yang diusung oleh khawarij yang saat ini dibawa oleh ISIS.
Di mana mereka mengkafirkan atau memurtadkan siapapun yang tidak sepaham ataupun siapapun yang tidak mau masuk dalam kelompok mereka.
Ketika vonis kafir dijatuhkan itulah maka siapapun boleh dibunuh", kata Umar.
Ternyata, hal itu tidak sepaham dengan apa yang dianut oleh para teroris dulu.
Tak hanya ungkapan belasungkawa, dalam video wawancara via telepon itu Umar juga mengungkapkan permohonan maafnya kepada seluruh keluarga korban Bom Bali I.(*)
Source | : | youtube |
Penulis | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Editor | : | Septiyanti Dwi Cahyani |