Bersama-sama, mereka pergi dari pintu ke pintu di kamp pengungsian dalam rangka perekrutan.
Beberapa wanita berbicara dengan bahasa Kurdi, beberapa dengan bahasa Arab dan beberapa telah belajar bahasa Inggris.
Mereka meyakinkan para wanita lainnya untuk bergabung dengan mereka.
BACA JUGA Cerita Artis Raline Shah yang Diam-diam Punya Hobi Menulis Diary
Stevens memulai dengan membuka kelas kecil-kecilan, di mana para wanita akan duduk melingkar dan saling berdiskusi membicarakan keinginan masing-masing.
Para wanita berhak untuk bekerja.
Stevens menjelaskan jika ia melihat para wanita itu merasa nyaman dengan pekerjaannya sekarang sebagai seorang penenun.
Harapannya adalah agar orang-orang di seluruh dunia akan membeli tenunan mereka.
Memberikan para pengungsi akses keuangan sama dengan memberi kebebesan mereka untuk menentukan keputusan sederhana untuk diri mereka dan anak-anak.(*)
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | people |
Penulis | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Editor | : | Septiyanti Dwi Cahyani |