Mulut ingin diam tapi hati berontak! Ada hati yang berjuang matian matian tapi disia-siakan. Kujaga dengan doa dan airmata karena kupikir dia cinta.
Tetapi semua lepas tak berdebu. Ketidaksetiannya jadi saksi runtuhnya harkat dan martabatku. Seakan aku tiada bernyawa, tak ubahnya benda.
Apa yang tersisa, jika balutan dustanya menjadi kepala batu? Pergi ! Iya, aku harus pergi.
Ada dua buah hati yang butuh belajar dari aku, ibunya. Dua hati yang butuh aku jaga sehidup matiku. Karena “sang ayah” tak mau tahu dan kepala batu.
Aku harus pergi untuk menemukan jalan yang lebih baik lagi. Bismillah!," tulis Niki. (*)
Penulis | : | Siti Umaiya |
Editor | : | Siti Umaiya |