Mereka tidak bisa memonitoring putrinya itu sehingga Dipo meminta kepada temannya, Elizabeth yang juga komisioner Komnas Anak Indonesia, untuk dilakukannya konseling kepada Loly.
"Karena nggak ada yang monitor, saya kan kerja kalo niki kan kerjanya siang-siang udah kelar kalo saya malem jadi dia bisa bebas, makanya saya juga nggak mau ini anak bebas dirumah gada yg monitor karena remaja kan bisa dibilang," kata Dipo.
Kendati begitu agar Loly tidak terlantar dan mendapatkan bimbingan dalam pengasuhan, Dipo pun meminta bantuan kerabatnya untuk memberikan konseling terhadap anaknya.
"Liz tolong dong suruh pulang’ kan kita khawatir dia mesti ngerjain PR dia tidur kan paginya mesti bangun pagi gimana gitu kan kecuali kalo anak ini remaja punya kesadaran yg tinggi bertanggung jawab atas dirinya dengan sekolahnya," ucap Dipo.
Dipo juga menegaskan, Dipo dan Nikita menitipkan sementara anaknya kepada psikolog anak bukan berarti tidak menyayanginya tetapi Dipo meminta kepada Komnas Anak bagaimana cara didik mereka dapat diterima baik oleh anak.
"Jadi memang apapun yg kita katakan mereka nggak kan sepakat tapi bukan berarti dia jadi musuh kita tetep sayang sama anak.
“Kita tetep ngasuhin mereka tapi yg terpenting fungsi memonitor dan menjaga memberikan kontrol di rumah itu," tutur Dipo. (*)
Penulis | : | Rangga Gani Satrio |
Editor | : | Al Sobry |