Sejauh ini, kebijakan toleransi nol itu telah memisahkan lebih dari 2.300 anak-anak migran dari orangtua mereka.
Salah satunya adalah Orantes dengan Abel yang yang ditahan setelah permohonan pengajuan suaka nya ditolak.
Cerita tentang orangtua yang hancur dan anak-anak yang mengalami trauma telah menyebar luas ke seluruh media nasional Amerika selama berminggu-minggu.
Hal ini menyebabkan kemarahan publik di seluruh spektrum politik.
Pada hari Rabu (20/06/2018), Trump memberikan cuitannya di Twitter terkait kebijakan zero tolerance ini.
It’s the Democrats fault, they won’t give us the votes needed to pass good immigration legislation. They want open borders, which breeds horrible crime. Republicans want security. But I am working on something - it never ends!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) June 20, 2018
Di dalam cuitan itu, Trump terlihat menyalahkan Demokrat karena menolak memberikan dukungan terhadap undang-undang Republik yang dirancang untuk menjaga keutuhan keluarga yang ditahan setelah mereka ditangkap di perbatasan.
"Ini adalah kesalahan Partai Demokrat, mereka tidak akan memberi kita suara yang diperlukan untuk meloloskan undang-undang imigrasi yang baik", katanya dalam cuitan di akun Twitternya.
Sejauh ini, semakin banyak kritikus yang telah mencatat bahwa pemerintahan Trump kerap kali menerapkan kebijakan secara sepihak.
Hingga kini, masih belum ada kejelasan atas apa yang akan terjadi pada keluarga yang sudah terpisah setelah Trump menandatangani perintah ini. (*)
Tak Kalah Ganteng dari Kiesha Alvaro, Putra Pasha Ungu dan Adelia Wilhelmina Ternyata Cerdas dan Berprestasi
Source | : | insider |
Penulis | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Editor | : | Septiyanti Dwi Cahyani |