Suaminya dan abang iparnya, Ader Nainggolan, merupakan penumpang KM Sinar Bangun yang karam di Danau Toba.
Maria bersama dua putrinya menunggu kabar keberadaan suami dan abang iparnya sambil mengunyah sirih.
Warga asal Gajah Pokki, Haranggaol ini turut melaksanakan ritual Mangelek agar jasad suaminya timbul ke permukaan danau.
Ia berdoa sambil menggenggam sirih.
Baca juga : Pilu! Hendak Ikut Takbiran, Seorang Anak Ditemukan Tewas Tercebur Sumur Usai Beberapa Hari Menghilang
2. Keluarga Joel Manurung
Fernando Manurung, abang kandung korban hilang KM Sinar Bangun, Joel Manurung (26), berharap-harap cemas menanti kabar kepastian adiknya, apakah ditemukan selamat atau meninggal dunia.
Saat ditemui di pinggir Dermaga Pelabuhan Tigaras bersama keluarga, warga Jalan besar Babirong Hulu tersebut, mengatakan, ada satu yang ia ingat, sebelum Joel hilang di Perairan Danau Toba.
"Terakhir sebelum Joel hilang, ia minta dibelikan sepatu kuliah sebagai hadiah hari Natal," kata Fernando di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Jumat (22/6/2018) yang dikutip dari Tribun Medan.
"Karena dia sempat tanya aku pulang atau nggak waktu Natal, kubilang nggak. Terus dia bilang jadi tidak ada hadiah untukku, terus dia bilang minta sepatu untuk kuliah. Karena aku sayang sama dia, langsung aku belikan saja sepatu untuk dia," kata Fernando.
"Sempat ia bilang makasih, sehat-sehat, banyak rezeki ya Bang," ucap Fernando menirukan perkataan Joel waktu itu. Fernando yang tinggal di Jakarta Barat, menceritakan, saat mendengar kabar adik bungsunya hilang, langsung pulang dan mencari kepastian tentang kabar adiknya di Pelabuhan Tigaras.
Baca juga : Lagi, Kapal Motor Kecelakaan di Perairan Danau Toba, 1 Orang Belum Ditemukan
3. Keluarga Atur Dumaria Boru Sinaga dan Selmalina Boru Sinaga
Atur Dumaria Boru Sinaga (17) dan Selmalina Boru Sinaga (16) jadi korban tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun pada Senin (18/6/2018) lalu
Namun sehari sebelum kejadian Atur sudah memberikan pertanda, yang tak seperti biasanya dilakukan.
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |