Ia mengalami kondisi yang telah disebutkan sebelumnya yang disebut Toxic Shock Syndrome.
Hal ini diperkuat dengan temuan strain Staphylococcus aureus yang ditemukan dalam tampon yang ia gunakan.
Sindrom ini sangat langka, pada tahun 2016 hanya ada 40 kasus di Amerika Serikat namun sekitar setengahnya tidak memiliki hubungan dengan wanita yang sedang menstruasi.
(BACA JUGA: Lagi, Putri Keluarga Kekaisaran Jepang Rela Lepas Status Bangsawan Demi Menikah dengan Rakyat Biasa)
Hal ini membuktikan bahwa sindrom ini bukan hanya terjadi karena penggunaan tampon.
Toxic Shock Syndrome terjadi ketika ada perkembangan racun di dalam tubuh, yang artinya sebelumnya telah ada toxic yang bersarang dalam tubuh kita.
Wanita memang lebih mudah untuk terserang sindrom ini karena paparan tampon atau penggunaan alat kontrasepsi, seperti kondom.
Hal ini diperkuat pula dengan antibodi setiap orang yang berbeda dan cenderung lemah.
(BACA JUGA: Bak Putri Kerajaan Inggris, Angelina Jolie Tampil Anggun Elegan dengan Midi Dress dan Headpieces)
Bukan berarti penggunaan tampon dilarang, untuk mencegah terjadinya sindrom ini, gantilah tampon setiap dua hingga tiga jam sekali. (*)
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain
Source | : | Health |
Penulis | : | Pradipta R |
Editor | : | Justina Nur L |