Laporan Wartawan Grid.ID, Chandra Wulan
Grid.ID - Suatu hari pada minggu-minggu pertama pernikahannya, Arunachalam melihat istrinya membawa sesuatu dengan tangan di belakang.
Saat ditanya, "Apa yang kamu bawa?", istrinya enggan menunjukkan.
Ternyata, istrinya membawa lap kotor untuk membersihkan darah menstruasi.
Arunachalam kembali bertanya mengapa istrinya menggunakan lap kotor, bukan pembalut?
Jawabannya adalah, karena jika ia memakai pembalut, maka keuangan keluarga bisa terganggu.
(Baca juga: Ajak Neneknya yang Berusia 74 Backpacking, Seorang Pemuda Punya Tujuan Khusus)
Pembalut adalah barang mahal di India.
Hanya 1 dari 10 perempuan di India yang menggunakannya dan mampu membelinya.
Sisanya menggunakan lap kotor, sekali lagi, lap kotor selama menstruasi.
Setelah dicuci, lap ini akan dijemur di bawah handuk karena menunjukkannya di depan publik adalah hal yang memalukan.
Di abad ke-21 ini, sementara perempuan di Indonesia bingung memilih pembalut bersayap atau non-sayap, di India mereka menghadapi dilema yang lebih pelik.
(Baca juga: Ramalannya Selalu Dianggap Tepat, Gurita Peramal Piala Dunia 2018 Kini Justru Dijadikan Makanan)
Pilihannya ada dua.
Pertama, memakai pembalut tapi tidak makan beberapa kali bahkan beberapa hari.
Kedua, memakai lap kotor dan makan seperti biasa.
Arunachalam lalu membuat pembalut dengan bahan-bahan lokal.
Masalahnya, baik istrinya maupun adik iparnya menolak untuk mencobanya.
(Baca juga: Tak Urus Anaknya yang Terluka, Pemilik Bom Malah Memilih Melarikan Diri)
Tak mungkin menyewa lab apalagi anak-anak kuliah untuk menjajal produknya, ia memutuskan untuk memakainya sendiri.
Arunachalam mengisi botol minum kecil dengan darah binatang dan menyambungkannya dengan pipa ke pakaian dalamnya.
Ia lalu berjalan, bersepeda dan melakukan aktivitas seperti biasa.
Darah pun mengalir dan membasahi pembalut yang ia kenakan.
Eksperimen yang dilakukannya selama lima hari ini ia akui telah membuatnya benar-benar menghormati wanita.
(Baca juga: Bertitel Bangsawan, Simak Kehidupan Asli Pangeran Harry dan Meghan Markle di Rumah)
"Rasanya sungguh tidak terlupakan. Sangat tidak enak, basah, aneh." Ungkapnya saat ia bicara di TED Talks.
Ia sebenarnya pernah membelikan istrinya pembalut di toko dekat rumah.
Bahkan, penjual pun membungkusnya dengan koran dan menyerahkannya seperti barang terlarang.
Ya, masih setabu itu, kejadiannya pada tahun 1998.
Ia lalu menciptakan mesin sederhana untuk membuat pembalut dalam skala kecil.
(Baca juga: Wanita Paruh Baya Tega Memutilasi Ibu Kandung, Warga Tahu Setelah Dengar Jeritan Pembantu)
Perempuan dan laki-laki di area pedesaan di India direkrut menjadi pekerjanya.
Arunachalam tak hanya menyelamatkan para pengangguran, tetapi juga mengubah cara India memandang menstruasi.
Mesinnya hingga kini telah tersebar di ratusan wilayah di India dan lebih dari 21.000 perempuan telah terlibat sebagai tenaga kerja di industri yang ia namai Jayashree.
Ironisnya, istrinya Shanthi justru meninggalkan Arunachalam saat perkawinannya baru berusia 18 bulan.
Waktu itu adalah ketika Arunachalam sedang sangat bersemangat melakukan penelitian.
(Baca juga: 4 Dokter yang Tak Pasang Tarif untuk Para Pasiennya, Mulia Banget!)
Arunachalam bahkan dijuluki 'pervert' oleh tetangganya.
Shanthi tidak tahan dan meninggalkannya saat itu juga.
Padahal, ide untuk membuat pembalut dengan kearifan lokal justru datang dari Shanthi.
Hidup memang terkadang seironis itu.
Kisah Arunachalam diangkat menjadi film berjudul Padman yang tayang tahun 2018 ini.
(*)
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Source | : | YouTube,Huffington Post,India Times |
Penulis | : | Chandra wulan |
Editor | : | Chandra wulan |