Sementara itu, asosiasi pengusaha baja dan alumunium di Tiongkok mendesak pemerintah mereka menyiapkan kebijakan balasan melalui retaliasi atas barang impor AS, antara lain batu bara, produk pertanian dan elektronik.
Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, menyebut AS dan negaranya sepatutnya menjadi mitra, bukan musuh dalam perdagangan.
Perang dagang yang muncul akibat kebijakan Trump ini, menurut Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde, tidak akan menguntungkan pihak manapun.
Lagarde berkata, perang dagang itu justru berpotensi mengganggu pertumbuhan ekonomi global.
Trump mengklaim kebijakan ini untuk melindungi pekerja dalam negerinya.
Pada saat kampanye pilpres tahun 2016, Trump berjanji akan mengembalikan kejayaan industri baja dan alumunium AS.
BACA JUGA: Akibat Kebijakan 'Zero Tolerance' Donald Trump, Ratusan Anak Tidur Berselimut Alumunium Foil
Namun kebijakan Trump ini dinilai sejumlah pihak kental nuansa politik.
Trump disebut sekadar ingin membalas jasa para pekerja kerah biru di beberapa negara bagian, salah satunya Pennsylvania, yang mengalihkan dukungan dari Partai Demokrat ke Republik.
Kebijakan Presiden Donald Trump kali ini bahkan ditentang oleh begitu banyak politikus Partai Republik, termasuk Ketua DPR Paul Ryan.(*)
Source | : | tribunnews,kompas |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |