Athan AS belum puas dengan jawaban Soedibyo.
"Ini ada report satelite was in a shore of Aceh." ujar Athan AS kembali.
"Ndak, ndak ada itu," kata Soedibyo.
Tidak puas dengan jawaban Soedibyo, Athan AS segera membuka dokumen classified miliknya dan menunjukkan gambar satelit yang ia maksud.
"Oh, ini maksudnya," jawab Soedibyo pura-pura tidak tahu.
"Ya, ini, kenapa?" lanjut Soedibyo.
"Ini bagian dari peluru kendali India. Yang kita ingin tahu metalurginya apa?" kata Athan AS.
Mendengar jawaban Athan AS itu akal cerdik Soedibyo muncul, ia menginginkan tukar guling.
"Metal ya? Diganti metal tidak?" tanya Soedibyo.
Athan AS bingung dengan apa maksud Soedibyo.
"Ya, saya minta diganti kapal perang. You boleh ambil itu tapi kita dapat kapal,” kata Soedibyo.
Athan AS lantas melapor ke atasannya di Washington DC mengenai keinginan Soedibyo itu.
Tak berselang lama pihak Amerika Serikat setuju menukar tiga kapal perang second hand mereka dengan rongsokan satelit bobrok tersebut.
"Kita diberi tiga kapal perang bekas, tetapi masih bisa beroperasi secara utuh. (Rongsokan satelit) diangkut, baru ketahuan sistemnya India. Itu kan dari Rusia. Jadi, mereka mendapatkan nilai intelijen yang besar. Senilai tiga kapal fregat gratis dari sana untuk TNI AL," kata Soedibyo yang merupakan mantan penerbang bomber TNI AL era Soekarno.(Seto Aji/Grid.ID)
Source | : | The Admiral |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |