Grid.ID - SH (27), pelaku penjambretan terhadap seorang penumpang ojek online (ojol) yang bernama Warsilah (37) di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, menyerahkan diri ke polisi pada Minggu (8/7/2018).
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, terduga penjambret Warsilah, penumpang ojek online di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Minggu (1/7/2018), menyerahkan diri.
"Ya, terduga pelaku menyerahkan diri hari ini, Minggu (8/7/2018) sore, di Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan," ujar Nico yang dikutip dari Kompas.com.
Saat kejadian, Warsilah hendak pergi berangkat bekerja sebagai SPG di perusahaan swasta.
Baca juga : Supir Ojek Online Beberkan Perlakuan Seorang Aktor yang Beri Uang Rp 2 Juta ke Pemulung di Pinggir Jalan
Ia pun memesan ojek online untuk mengatarkannya.
Sayang, di tengah perjalanan, tepatnya di jalan Ahmad Yani, Cempaka Putih tas milik Warsilah berusaha direbut orang.
Warsilah kemudian terjatuh dari motor ojek online dan meninggal dunia.
Inilah 7 fakta pelaku penjambretan yang menyebabkan korbannya meninggal dunia karena terjatuh di atas permukaan aspal.
1.Pelaku adalah sopir angkutan umum
SH yang merupakan sopir angkot jurusan Pulogadung-Kota.
Baca juga : Cewek Lagi Siaran Live Dijambret, Ow...Ow Kamu Ketahuan
2. Sudah 8 kali di lokasi yang sama
Tersangka memilih kawasan Cempaka Putih sebagai lokasi penjambretan karena kondisi di kawasan tersebut cukup sepi, khususnya pada akhir pekan.
Pelaku mengaku telah delapan kali melakukan penjambretan dan hampir semuanya di Cempaka Putih.
3. Pelaku baru mengetahui korbannya tewas
Pelaku mengaku baru mengetahui korbannya tewas tiga hari setelah kejadian.
Tewasnya Warsilah diketahui SH dari informasi di televisi.
"Pas kejadian saya enggak tahu korban seperti itu (meninggal). Tiga hari setelah kejadian, saya lihat di berita korbannya sudah enggak ada. Saya mikir untuk menyerahkan diri," ujar SH di Mapolres Jakarta Pusat, Senin (9/7/2018) yang dikutip dari Kompas.com.
Baca juga : Curhat Sambil Nangis, Driver Ojek Online Diputuskan Pacarnya yang Seorang Janda
4. Hasilnya mau dijual secara online
Jika hasil jambretannya berupa ponsel, SH mengaku bakal menjualnya di situs jual beli online, dengan kisaran harga Rp 500.000.
Menurut pelaku, ponsel yang dijualnya dengan harga murah, lebih cepat laku meski tidak memiliki kelengkapan seperti kotak maupun kartu garansi.
Nantinya, uang penjualan hasil kejahatannya lalu digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Setelah melakukan aksinya, SH biasa membuang tas milik korban ke sejumlah kali di Jakarta Pusat dan Jakarta Timur untuk menghilangkan barang bukti.
Baca juga : Barbie Kumalasari Menjadi Korban Penjambretan, Begini Kronologinya!
5.Takut ditembak
SH mengatakan, sebelum mengetahui kematian Warsilah, perasaan SH masih biasa saja.
Hal itu berubah setelah SH mengetahui Warsilah meninggal dan ia menjadi buronan polisi.
Selain karena merasa bersalah, SH juga takut ditembak polisi.
6. Berkonsultasi dengan pamannya
Tidak kuat dengan tekanan, SH memutuskan untuk mendatangi rumah pamannya yang berada di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Setelah berdiskusi cukup lama, SH memutuskan untuk menyerahkan diri.
Baca juga : penjambretan 5 Fakta Tentang Tewasnya Warsilah, Korban Penjambretan di Cempaka Putih
7. Meminta maaf
Tersangka mengaku menyesal atas aksi penjambretan yang menyebabkan gadis itu tewas.
SH mengatakan, ia akan meminta maaf kepada keluarga Warsilah jika nanti mereka bertemu.
Pelaku hanya berniat merampas tas Warsilah dan tidak berniat membuat Warsilah terjatuh lalu meninggal dunia.
"Saya nyesal, saya bertobat. Setelah keluar dari penjara saya mau hidup apa adanya. Saya tahu nanti banyak yang enggak terima, saya sadar diri. Saya kerja apa saja yang penting halal," ujar SH. (*)
Baca juga : Akhir Pelarian Penjambret, Ketakutan Ditembak Setelah Tahu Korbannya Meninggal Dunia
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |