Grid.ID - Senin sore, di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Nusa Tenggara Barat, terlihat sejumlah atlet pencak silat sedang berlatih.
Tiga pelatih terlihat menggembleng mereka dengan sangat tangkas. Salah satunya Maryati, pesilat andalan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang pernah menjadi juara dalam Kejuaraan Dunia Pencak Silat di Bali, 2016 Silam.
Salah satu atlet yang tengah berlatih adalah Yuliana (Yuli), atlet asal Dusun Trajon, Desa Montong Are, Kecamatan kediri, Lombok Barat.
Dia adalah salah satu pesilat didikan PPLP yang nyaris tak terdengar namanya, namun prestasinya telah mendunia.
(Baca Juga :Dikabarkan Menikah Siri dan Jadi Isteri Kedua, Karir dan Rumah Tangganya Adem Ayem)
Saat ini, Yuliana yang masih berusia 17 tahun dan duduk di kelas 2 SMA. Dia adalah juara dunia Pencak Silat Junior 2018 di Songkhla, Thailand, pada bulan April lalu.
“Juara dunia yang mengibarkan bendera Merah Putih itu kan Yuliana dulu, baru Zohri. Hebatnya dia, dia tak banyak menuntut. Dia selalu mengatakan rezeki tidak akan tertukar," kata Salabi, Pelatih PPLP khusus Pencak Silat pada Kompas.com, Senin (23/7/2018).
"Miris bagi saya nasibnya Yuliana. Saya bangga padanya, kalau dilihat kondisi kehidupan Yuliana, tak jauh berbeda dengan Zohri,” tambah dia.
Salabi sesekali memberi instruksi saat Yuli tengah berlatih dengan Maryati dan Herman. Kaki kanan dan kiri Yuli begitu keras menendang samsak, alat bantu olahraga fighting. Dengan lihai dia melakukan tendangan memutar hingga mengunci.
Demi Merah Putih
Salabi mengatakan bahwa Yuli adalah atlet yang cerdas, kemauannya tinggi dan cepat menangkap.
“Pada event-event yang levelnya tingkat nasional dia tak perlu seorang pendamping. Jadi bisa membaca permainan lawan. Dia sangat cepat dan itu yang membuat dia bisa berhasil dan sangat disiplin,” ungkap sang pelatih.
Usai latihan, Yuli istirahat sejenak. Dengan ramah, putri sulung dari almarhum Sahdi dan Sumaini ini menjawab pertanyaan di sela istirahat.
“Saya ini sangat termotivasi dengan Mbak Maryati, sang juara dunia, pesilat kebangggan NTB, yang selalu menang di PON, SEA Games. Saya ingin seperti dia, bisa kibarkan Merah Putih di negara orang. Saya ingin rasakan itu dan tercapai di Thailand. Saya sangat bangga dan senang sekali,” kata Yuli sambil mengepalkan tangannya ke dada.
Ditanya apa yang dibawanya pulang dari Thailand, sinar matanya tetap menyala.
“Saya bawa piala, piagam dan medali, itu saja," ungkapnya.
“Tidak ada,” jawabnya lagi sambil tersenyum ketika ditanya apakah membawa uang sebagai hadiah.
(Baca Juga :Melihat Kampung Albino di Tanah Sunda Sejak Ratusan Tahun Lalu)
Yuli mengatakan, orang-orang di kampungnya beranggapan bahwa dia pulang membawa banyak uang sebagai juara dunia.
“Mereka tidak tahu saya tidak mendapatkan apa-apa. Mereka tahunya saya bawa hadiah uang yang banyak, tetapi saya tetap yakin, bukan itu tujuan utama saya,” kata siswi SMAN 2 Mataram ini.
Namun dia mengaku juga mendapatkan bonus ketika tiba di Indonesia.
“Dapat bonus dari Pak Gubernur NTB waktu pulang dari Thailand, Rp7,5 juta. Gubernur langsung yang kasih di Kantor Gubernur dan dipesankan terus berlatih,” ungkapnya.
Yuli membantah menerima bonus lain, selain uang tersebut.
Sementara itu, sebelumnya Gubernur NTB Tuan Guru Bajang Zainul Majdi atau TGB pada Minggu 16 Juli 2018, mengatakan bahwa ada protap atau aturan mengenai bantuan untuk atlet berprestasi di Pemerintah Provinsi NTB yang sudah berlaku.
Hal ini disampaikan TGB ketika Lalu Muhammad Zohri baru saja menjadi juara dalam ajang Kejuaraan Dunia Atletik U-20 untuk nomor 100 meter putra di Tempere, Finlandia, 11 Juli 2018.
“Selama ini ya, kalau tingkat nasional Rp100 juta, seperti misalnya PON. Dalam dua PON terakhir, kami memberikan bonus untuk yang medali emas itu Rp100 juta. Kalau yang internasional Rp200 juta. Protap itu juga berlaku bagi Zohri,” kata TGB saat itu.
Namun Yuli tak ingin menuntut apapun. Dia pasrah dan hanya ingin tetap berusaha mengibarkan Merah Putih di kancah internasional.
(Baca Juga :Berhasil Temukan Emas Senilah Rp 950 Juta, Pria ini Beberkan Cara Mendapatkannya)
Profil Yuliana
Nama: Yuliana
Usia : 17 tahun
Ibu: Sumaini (40), pedagang pelecing
Ayah: Alm. Sahdi
Ayah tiri: Suadi
Alamat: Dusun Trajon, Desa Montong Are, Kecamatan kediri, Lombok Barat
Pendidikan terakhir: SMA 2 Mataram
Prestasi Yuliana:
- Kejuaraan pertamanya adalah OS2N tingkat Kabupaten, kemudian berlanjut ke tingkat provinsi tahun 2015. Yuliana meraih juara pertama.
- Meraih medali emas Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Remaja di Jakarta (2016)
- Juara I Kejurnas PPLP di Manado (2016)
- Juara I Kejuaraan Sirkuit Bali-Lombok (2016)
- Medali emas Popwil Jawa Timur (2016)
- Medali emas Kejurnas PPLP (2017)
- Medali perunggu Popnas Semarang (2017)
- Juara I dan medali emas Popda NTB (2018)
- Medali emas di Kejuaraan Pencak Silat Dunia tingkat Junior 2018 di Thailand (2018) (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Jadi Juara Dunia Pencak Silat, Yuliana Pulang Hanya Bawa Piala dan Medali
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |