Laporan Wartawan Grid.ID, Esti Ayu Hutami
Grid.ID- Masih ingat dengan kisah politik kulit putih Apartheid yang melanda masayarakat di Afrika Selatan?
Nama Nelson Mandela sudah nggak asing lagi sebagai penggebrak kebijakan tersebut dan menuntut untuk kesamaan peran tanpa melihat ras.
Berulang tahun yang ke 100 di bulan Juli ini, rasialis masih jadi isu utama di Afrika Selatan bahkan setelah kepergiannya.
Dilansir dari Intisari, dalam buku berjudul Long Walk to Freedom, Nelson menceritakan seorang Komandan bernama Badenhorst yang terkenal paling kasar di antara yang lain.
(BACA JUGA: 6 Potret Menggemaskan Para Anggota Kerajaan Inggris Saat Berusia 5 Tahun, Pangeran Harry Lucu dengan Pipi Tomatnya!)
Hal ini menceritakan pengalamannya selama 19 tahun ditahan di Pulau Robben.
"Beberapa hari sebelum keberangkatan Badenhorst itu, saya dipanggil ke kantor utama.
Jenderal Steyn yang mengunjungi pulau itu dan ingin tahu apakah kami memiliki keluhan. Badenhorst ada di sana saat saya memberikan daftar tuntutan.
Ketika saya selesai, Badenhorst berbicara kepada saya secara langsung."
Ia bilang kalau ia akan meninggalkan pulau dan menambahkan, “Saya hanya ingin berharap kalian mendapatkan keberuntungan.”
Saat itu saya tidak tahu apakah saya tampak tercengang, tapi saya kagum.
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | BBC,intisari |
Penulis | : | Esti Ayu Hutami |
Editor | : | Fahrisa Surya |