Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID- Gempa kembali mengguncang Pulau Lombok berkekuatan 6.5 SR pada Minggu (29/7/2018).
Pusat gempa diperkirakan berada di Kabupaten Lombok Timur atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km arah timur laut Kota Mataram, Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Gempa ini juga dirasakan hingga ke wilayah Bali dan Sumbawa.
Tak hanya daerah perkotaan, gempa yang terjadi pukul 6.47 WITA atau 5.47 WIB juga berdampak di daerah pegunungan.
BACA JUGA: Update: Korban Meninggal Dunia Akibat Gempa Lombok Mencapai 13 Orang
Dikutip Grid.ID dari Tribun Bali, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Nusa Tenggara Barat (NTB), menutup sementara jalur pendakian Gunung Rinjani.
Hal ini karena terjadi longsor di atas pegunungan akibat gempa bumi.
"Infomasi dari petugas ada terlihat debu dari arah pelawangan, diduga akibat longsor di jalur pendakian Sangkareang," kata Kepala BTNGR Sudiyono, sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (29/7/2018).
Dia juga menegaskan seluruh pendaki yang sudah berada di atas pegunungan diminta untuk tidak bergerak karena masih terjadi beberapa kali gempa susulan.
BACA JUGA: Beredar Video Suasana Mencekam Saat Para Pendaki Rasakan Gempa di Gunung Rinjani
Hal itu berpotensi menimbulkan longsoran yang membahayakan keselamatan jiwa.
Dari informasi petugas BTNGR Resort Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, jumlah pendaki yang naik gunung sejak Jumat (27/7/2018) sebanyak 788 orang.
Sementara yang terdata di Resort Senaru, kabupaten Lombok Utara, hanya 38 orang, termasuk pemandu wisata gunung.
"Kami masih memantau perkembangan di dalam kawasan."
BACA JUGA: Hingga Pukul 13.00 WIB Telah Terjadi 115 Gempa Susulan Di Lombok
"Kami belum melakukan evakuasi sampai situasi stabil," ujarnya.
Ia mengatakan, jalur pendakian akan dibuka kembali setelah situasi dirasa aman dan tidak membahayakan keselamatan jiwa wisatawan.
Informasi yang diperoleh dari petugas BTNGR Resort Sembalun, gempa bumi juga merusak rumah penduduk dan bangunan kantor, termasuk kantor Pos Sembalun, dan Puskesmas Sembalun.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan korban meninggal akibat gempa di Lombok mencapai 13 orang.
BACA JUGA: Sedang di Bali, Afgan Ceritakan Guncangan Gempa yang Dialaminya
Hal ini seperti dikutip Grid.ID dari akun Twitter milik Sutopo, @Sutopo_PN yang mengunggah sebuah postingan pada 29 Juli 2018 pukul 14.00 WIB.
Update gempa 6.4 SR di Lombok Timur: 13 meninggal dunia, ratusan luka-luka dan ribuan rumah rusak. Pendataan masih dilakukan. pic.twitter.com/zvk3e88YSY
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) 29 Juli 2018
"Update gempa 6.4 SR di Lombok Timur: 13 meninggal dunia, ratusan luka-luka dan ribuan rumah rusak. Pendataan masih dilakukan," tulis @Sutopo_PN.
Gempa yang mengguncang Lombok pagi tadi dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa Besar, Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja, Gianyar dan beberapa wilayah di Bali.
Dilansir Grid.ID dari Twitter BMKG, update terakhir pukul 13.00 WIB, terdapat 115 kali gempa susulan.
BACA JUGA: Sedang di Bali, Afgan Ceritakan Guncangan Gempa yang Dialaminya
Gempa susulan dengan magnitudo terbesar 5.7 SR.
Gempa Lombok, BMKG Minta Masyarakat Tetap Waspada Gempa Susulan#InfoGempaLombok #GempaLombok #BMKGhttps://t.co/LWzwRdwKWa
— BMKG (@infoBMKG) 29 Juli 2018
Untuk itu masyarakat diminta untuk tetap waspada namun tetap tenang dan jangan panik.
Hingga saat ini, BMKG terus memantau perkembangan gempa dari Pusat Gempa Nasional (PGN) Jakarta.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat, Dwikora menghimbau masyarakat untuk tidak mempercayai berita hoax yang menyebar pasca gempa.
BACA JUGA: Gempa Lombok: Pedagang Pasar Pringgabaya Panik dan Berhamburan Keluar
"Guna mengantisipasi munculnya informasi simpang siur dan hoax, BMKG melalui akun Twitter @InfoBMKG akan terus menginformasikan perkembangan gempa," tuturnya.
Sehubungan dengan masih adanya kemungkinan gempa susulan, masyarakat dihimbau supaya tidak menempati bangunan yang kondisinya sudah rusak akibat gempa utama. (*)
Source | : | Twitter,tribun bali |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |