Berbeda dengan ketergantungan emosional yang sifatnya konstan, kuat dan hanya dapat diberikan oleh pasangan.
Pokoknya, kamu akan merasa bukan siapa-siapa nih tanpa pasanganmu.
Yang paling parah, kalau semakin lama kita makin makin membatasi ekspresi emosional pasangan kita, contohnya nggak boleh marah dan kecewa dengan kita tanpa kita introspeksi ulang.
( BACA JUGA :Dokter ini Capai Usia 105 Tahun, Ini Tipsnya Agar Berumur Panjang)
"Pasangannya lalu tidak diijinkan marah, untuk menyepi sejenak atau menghabiskan waktu dengan orang lain," kata Jovanovic.
Kita pun akan berubah menjadi orang yang manja, bergantung penuh dan posesif.
Nggak perlu merasa sendirian mengalami hal ini, karena faktanya banyak pasangan yang terjebak dalam ketergantungan emosional juga kok.
Kita bisa mencegahnya dengan kejujuran dan komunikasi.
Bagaimanapun, kita harus jujur pada diri sendiri.
Semakin banyak refleksi diri yang dilakukan, semakin kita dapat mengutarakan kebutuhan secara spesifik.
( BACA JUGA :Kim Kardashian Pamer Model Rambut Baru, Busananya yang Nyentrik Justru Jadi Sorotan Netizen)
Kuncinya kita juga boleh nih menyampaikan apa harapan yang belum kita dapatkan dari pasangan serta membedakan yang realistis atau yang ada di luar nalar.
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | fatherly.com |
Penulis | : | Esti Ayu Hutami |
Editor | : | Irma Joanita |