Ketika Nazi melakukan pengecekan secara acak, Kristine akan menempatkan adiknya ke dalam koper lalu bersembunyi di sudut di belakang jubah mandi ibunya.
Kehidupan semakin buruk bagi Kristine ketika Nazi memutuskan untuk menghancurkan wilayah tempat tinggalnya.
Untuk menghindari kamp kematian, Kristine dan keluarganya berdiam di bawah tanah.
“Itu sangat mengerikan. Rasanya seperti di neraka,” kenang Kristine pada 2007.
Ia dapat mendengar anak-anak yang bermain di atas tanah dan suara mobil yang melintas, namun tidak bisa keluar dari bawah tanah untuk mendapatkan udara segar.
Di dalam terowongan bawah tanah yang sempit dan gelap, keluarga ini dikelilingi bau yang tak tertahankan dan air yang terus menerus naik setiap hujan.
(Baca Juga: Duh! Kirim Pesan WhatsApp Bakal Bayar, Jadi Balik ke Sistem SMS)
Tikus menjadi makanan utama dan mereka harus bertahan hidup dari serangan kutu, disentri, dan campak.
Ayah Kristine mengajarkannya membaca dan sang ibu mencoba meningkatkan semangatnya.
Kabar-kabar dari ‘dunia atas’ yang didengarnya berasal dari Leopold Socha, penduduk Polandia yang menemukan tempat persembunyian mereka.
Kristine berjuang dengan depresinya sambil menyaksikan bagaimana orang-orang lain dalam persembunyian mulai kehilangan akal. Sebagian keluar dari bawah tanah hanya untuk ditembak.
Penulis | : | None |
Editor | : | Nailul Iffah |