Laporan Wartawan Grid.ID, Septiyanti Dwi
Grid.ID - Masih ingat dengan tragedi Hiroshima?
6 Agustus 1945 sepertinya akan selalu menjadi hari yang tidak terlupakan bagi masyarakat Jepang bahkan dunia.
BACA JUGA Resmi Lulus S2, Sabrina Chairunnisa Ungkap Alasannya Tak Pernah Puas dalam Mencari Ilmu
Pasalnya, pada hari itu ada satu peristiwa besar terjadi di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
Ya, pada 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang di akhir-akhir Perang Dunia II.
Dikutip dari Wikipedia, peristiwa ini menewaskan sedikitnya 129 ribu jiwa.
BACA JUGA Along with the Gods: The Last 49 Days Pecahkan Rekor Sebagai Film Box Office di Korea Selatan!
Meski 73 tahun sudah berlalu, namun siapa sangka jika radiasi Black Rain atau 'hujan hitam' akibat pemboman di Hiroshima itu masih terdeteksi hingga kini.
Melansir dari laman Kompas.com pada Senin (6/8/2018), para peneliti menemukan adanya radiasi hujan hitam ini setelah melakukan serangkaian tes ilmiah pada kaos yang dikenakan seorang gadis berusia 16 tahun saat itu.
Mereka mendeteksi adanya sejumlah kecil cesium-137 pada kaos tersebut.
BACA JUGA Petugas BKIPM Yogyakarta Musnahkan Sejumlah Ikan Berbahaya Dengan Minyak Cengkeh
Cesium-137 merupakan senyawa yang menunjukkan adanya radiasi dari bom atom.
Gadis yang bernama Toyoko Kubota (89) itu mencuci kaosnya untuk kelas pendidikan jasmani.
Namun, ia tidak bisa menghilangkan noda hitam yang tersisa setelah dia terkena hujan hitam pasca pemboman Hiroshima.
BACA JUGA Dilaporkan Sang Suami, Nikita Mirzani: Masa Iya Sih Nikita Melakukan KDRT Kepada Suami Tercinta?
Dilansir Grid.ID dari laman Japan Times (6/8/2018), Kubota merupakan seorang pelajar di Sekolah Tinggi Nishi Girls yang akhirnya ditutup setelah serangan nuklir terjadi saat peristiwa pemboman terjadi.
Ketika bom terjatuh, Kubota berada di lantai dua gedung sekolahnya yang terletak di Higashikanon-machi (sekarang jadi bagian Nishi Ward, 1,3 kilometer dari hiposenter).
Kubota yang terjebak di bawah puing-puing runtuhan gedung masih dapat menyelamatkan diri meski mengalami cedera.
BACA JUGA Selain Cantik, 3 Model Victoria Secret Ini Punya Bakat Terpendam loh!
Setelah itu, ia terkena hujan hitam di dekat sekolahnya.
Setelah menikah, Kubota mengubah nama keluarganya menjadi Matsumiya.
Wanita yang sekarang berusia 89 tahun itu kini tinggal di Mihara, Prefektur Hiroshima.
BACA JUGA Sederet Artis Galakkan Gerakan Anti Pembajakan Film untuk Kemajuan Industri Perfilman
Sementara itu, Kiyoshi Shizuma (69), seorang profesor emeritus di Hiroshima University dan ahli fisika radiasi, telah mempelajari dampak radiasi dari bom atom Hiroshima termasuk hujan hitam yang ditimbulkan karena pemboman tersebut.
Pada tahun 2016, Shizuma mendapat kesempatan untuk mengukur radiasi yang ditemukan pada empat potong pakaian yang terkena bom Atom di Hiroshima University.
Selain kaos gadis itu, sejumlah kecil cesium-137 juga terdeteksi pada seragam sekolah pelaut, kemeja dan celana dalam.
BACA JUGA Tamara Bleszynski Sambangi Pasar Tradisional, Netizen Dibuat Heran sama Penampilannya!
Barang-barang itu diyakini telah terkena hujan hitam di Naka Ward dan Nishi Ward.
Diperkirakan, hujan hitam dan dampak radiasi mempengaruhi area di seluruh kota Hiroshima.
Namun, sejauh mana jangkauan dan apa dampaknya pada manusia masih terus menjadi perdebatan sampai saat ini.
BACA JUGA Bulan Agustus Ini, Rian D'Masiv Menghitung Hari Menyambut Anak Kedua
Shizuma kemudian melaporkan temuannya kepada kelompok studi yang berfokus pada artefak benda-benda yang terkena efek bom di Hiroshima Peace Memorial Museum.
Dia juga membagikan hasilnya dalam sebuah artikel di grup jurnal.
"Saya ingin mengungkap fakta-fakta yang belum diklarifikasi sebanyak mungkin", kata Shizuma yang kakeknya tewas dalam pemboman atom.
BACA JUGA Dari Cinta Laura Hingga Dewi Perssik, Inilah 4 Selebriti yang Tampil Imut dengan Outfit Polkadot
Tak hanya kakeknya, ayah profesor Shizuma juga terkena radiasi saat memasuki pusat kota tak lama setelah serangan itu terjadi. (*)
Penyebab Kim Sae Ron Meninggal Dunia, Polisi Temukan Jasad Sang Artis Tergeletak di Kamarnya
Source | : | wikipedia,kompas,Japan Times |
Penulis | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Editor | : | Septiyanti Dwi Cahyani |