Urin yang masuk dalam urinal itu diharapkan berubah menjadi kompos untuk digunakan di taman dan kebun.
Namun, warga Saint-Louis mengatakan, wadah itu -yang tanpa penutup di sekitarnya- dapat merusak lingkungan.
"Ini mengerikan. Kami diminta untuk menerima kehadiran urinal ini, padahal itu sama sekali tak dapat diterima," kata seorang pemilik galeri seni.
BACA: 3 Masalah Kulit yang Dapat Diatasi dengan Perawatan Pakai Minyak Ikan
Ia menambahkan, keberadaan urinal itu bisa menghancurkan warisan pulau.
Ariel Weil, walikota setempat mengatakan, perangkat itu diperlukan.
Pihak berwenang Paris telah meluncurkan empat urinal yang merujuk pada masalah 'kencing publik'.
BACA: Ternyata Tradisi Kerajaan Inggris Sempat Jadi Penyebab Putusnya Pangeran William dan Kate Middleton
"Jika kita tidak melakukan apa-apa, pria hanya akan kencing di jalan," kata Weil.
Lebih lanjut Weil mengatakan, "Kita akan menemukan lokasi lain jika (keberadaan urinal) benar-benar mengganggu."
Beberapa orang menggambarkan urinal sebagai bentuk diskriminasi.
BACA: 3 Minggu Menjalani Diet, Tike Priatnakusumah Sukses Turunkan Berat Badan Hingga 7 Kg
Gwendoline Coipeault dari kelompok feminis Prancis, Femmes Solidaires mengatakan, "Urinal itu telah dipasang pada proposisi seksis: laki-laki tidak dapat mengendalikan diri (dari sudut pandang kandung kemih) dan semua masyarakat harus beradaptasi."
"Ruang publik harusnya dibuat senyaman mungkin."
"Itu tidak masuk akal, tidak ada yang perlu buang air kecil di jalan," tandas Gwendoline.
(*)
5 Shio Paling Mudah Terpengaruh Teman, Tindakan Sering Bukan Hasil Proses Berpikir Sendiri
Source | : | The Guardian |
Penulis | : | Hastin Munawaroh |
Editor | : | Hastin Munawaroh |