Cara kerja
Karena Eat Stop Eat merupakan variasi dari diet puasa, maka diet ini bekerja dengan cara memacu metabolisme sebentar.
Menurut ahli gizi Eliza Whetzel-Savage, ketika kita membatasi makan pada jendela waktu tertentu, sebenarnya kita menciptakan periode puasa.
"Pada saat itu tubuh akan memakai cadangan glikogen dari karbohidrat dan juga lemak sebagai sumber energi. Ketika itu terjadi, tubuh akan mengubah mode menjadi status ketogenik dan membakar lemak sebagai bahan bakar," kata Eliza.
(BACA JUGA: Wajib Tahu, Berikut Deretan Makanan yang Pantang Dikonsumsi Penderita Hipertensi)
Pada dasarnya, saat kita berada pada fase puasa, tubuh akan mulai membakar lemak dan bukan karbohidrat.
Apakah diet semacam ini bisa menurunkan berat badan? Mungkin saja, karena asupan makanan kita berkurang dari biasanya.
Walau begitu, menurut ahli gizi Julie Upton, diet Eat Stop Eat, tidak lebih baik atau lebih buruk dibanding diet puasa lainnya, misalnya saja diet 5:2 (diet yang mengharuskan kita makan 25 persen kalori lebih sedikit dari biasanya selama 2 hari, lalu 5 hari makan sepuasnya).
"Diet Eat Stop Eat adalah variasi dari diet intermittent. Tidak ada data apakah pola diet ini lebih buruk atau lebi baik," katanya.
Diet ini juga pada umumnya lebih sulit untuk dijaga konsistensinya. (Lusia Kus Anna/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jurus Baru Langsingkan Tubuh, Diet "Makan, Berhenti, Makan""
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Fahrisa Surya |