Grid.ID - Bangsa yang besar adalah bangsa yang tak lupa jasa-jasa pahlawannya.
Bangsa Indonesia tak bisa sebesar dan semegah sekarang ini tanpa tokoh-tokoh penuh semangat, perebut kemerdekaan.
Ada kisah Tan Malaka, Bapak Revolusi yang sunyi dibalik kemerdekaan Indonesia.
Kala itu Juli 1945, Sutan Sjahrir mencari Tan Malaka karena dianggap sebagai tokoh yang paling layak membacakan teks proklamasi.
(BACA JUGA : Tips Memilih Popok yang Baik dan Nyaman untuk Bayi Menurut Pakar)
Meskipun dikenal juga sebagai tokoh gerakan bawah tanah menentang Jepang, Sjahrir bukanlah sosok yang pantas, karena dia dianggap kurang begitu populer di kalangan masyarakat. Sedangkan Sukarno-Hatta adalah kolaborator Jepang.
Rudolf Mrazek dalam bukunya, Sjahrir: Politik dan Pengasingan di Indonesia, menceritakan bahwa berbagai upaya telah dilakukan Sjahrir untuk mencari Tan yang 20 tahun berada dalam pelarian.
Setelah beberapa kali mencari, Sjharir akhirnya berhasil bertemu dengan Tan.
(BACA JUGA : Serasi Banget! Naysila Mirdad Hadiri Upacara di Istana Bareng Kekasih)
Tapi upaya Sjahrir gagal, Tan merasa tidak siap untuk membacakan teks proklamasi.
Sebenarnya sangat disayangkan, ketika proklamasi dikumandangkan, tidak ada sosok Tan Malaka di sana.
Apalagi mengingat bahwa konseptor pertama Republik Indonesia adalah Tan, ini tertuang dalam salah satu opus magnum-nya, Naar de Republiek Indonesia, yang ia susun tahun 1925 saat masih di Belanda.
Penulis | : | None |
Editor | : | Dwi Ayu Lestari |