Negara ini sebenarnya sudah hampir dinyatakan bangkrut pada tahun 2016 lalu, karena hampir tidak cukup menghasilkan pemasukan ekspor minyak mereka.
Negara ini hanya memiliki kas sebesar 10 Milliar Dollar AS (Rp.146 trilliun), padahal utang mereka sebanyak 150 Dollar AS (setara Rp2.025 Triliun).
Presiden Venezuela, Maduro juga sudah menyatakan diri tak sanggup membayar total utang negara, pada November tahun lalu.
(Baca Juga :Tak Pernah Ganti Motor Selama 21 Tahun, Sang Istri Beri Kejutan ini dari Jerih Payahnya)
2. Republik Afrika Tengah
Republik Afrika tengah atau Guinea Equatorial yang kaya minyak juga berjuang untuk beradaptasi dengan harga minyak yang lebih rendah.
Minyak dan gas merupakan pusat pertumbuhan negara ini. Namun harga rendah telah mempengaruhi industri lokal dan membuatnya terjebak dalam resesi sejak 2013.
Utang publik negara Afrika Tengah juga meningkat.
Pada tahun 2016, utang publik Guinea Equatorial adalah 3.911 juta Dollar AS (Rp57 Triliun), namun kini telah meningkat 488 juta Dollar AS (sekitar Rp7 Triliun) sejak 2015.
Negara Afrika Barat juga menghadapi beberapa percobaan kudeta.
Kudeta percobaan terakhir terjadi akhir bulan lalu dengan sekitar 30 pria bersenjata dari Chad, Kamerun dan Republik Afrika Tengah.
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | intisari online,Business Report |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |