Sebelumnya, para ahli atau tim medis mendeteksi kanker di dalam darah dengan tanda yang ditunjukkan sel tumor. Namun, tidak semua sel tumor dapat menunjukkan tanda awal dengan metode tersebut. Beberapa jenis kanker ada yang bisa lolos dari deteksi.
Lawan Kanker, Istri Indro Warkop Tak Makan Selama Sebulan dan Hanya Boleh Minum Susu
Kini, Salanti dan timnya yakin bahwa protein malaria VAR2CSA dapat menggantikan metode lama tersebut.
Protein malaria VAR2CSA yang menempel pada molekul gula dan ditemukan di lebih dari 95 persen dari semua sel kanker.
Untuk menguji metode ini, Salanti dan tim memasukkan 10 sel kanker ke dalam sampel darah. Dengan menggunakan protein malaria VAR2CSA, mereka mampu mendeteksi kembali sembilan dari 10 sel kanker.
“Kami menghitung jumlah sel kanker, dan berdasarkan itu, kami dapat membuat langkah selanjutnya. Anda dapat, mengubah treatment yang diberikan jika ternyata jumlah sel tumor yang ada tidak berubah selama pasien menjalani perawatan,” ungkap Mette Ørskov Agerbæk rekan Salanti.
Lebih lanjut Agerbæk mengatakan, protein malaria ini juga dapat membantu untuk perencaaan perawatan pasien. Dengan mengambil sampel sel kanker hidup, ia yakin dapat mengembangkan dan teknik perawatan apa yang tepat untuk diberikan kepada pasien. (Kompas.com/Bhakti Satrio Wicaksono)
Begini Kondisi Terbaru Shakira Aurum Setelah Dua Bulan Didiagnosis Kanker Darah
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Terungkap, Malaria Ternyata Bisa Deteksi Kanker Lebih Akurat
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Rich |