Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan, zat besi yang ada di dalam daging justru bisa memberikan dampak buruk untuk tubuh.
Seperti mual, cemas, penyakit kardiovaskular hingga batu ginjal.
Selain itu, sistem pencernaan kita juga akan bekerja lebih keras karena daging membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna.
BACA JUGA Anggun C. Sasmi Bagi Pengalaman Ngobrol Bareng Triawan Munaf Sambil Menyantap Makanan Khas Indonesia
Sementara itu, beberapa daging merah biasanya juga mengandung lemak jenuh dan kolesterol.
Nah, jadi ada baiknya jika sebelum makan, pilihlah daging yang memiliki sedikit kandungan lemaknya.
Karena lemak jenuh dan kolesterol merupakan dua penyebab kegemukan dan penyakit jantung.
BACA JUGA Asteriska, Vokalis Barasuara, Bagikan Tips Hadapi Mood yang Buruk
Melansir dari laman Tribun Jogja (3/9/2017), Organisasi Kesehatan Dunia WHO juga telah menyatakan bahwa orang yang terlalu banyak mengonsumsi daging lebih beresiko terkena kanker.
Di dalam beberapa kasus, daging juga mengandung senyawa karsinogenik seperti amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon polisiklik (PAH).
Dua senyawa ini tergolong berbahaya.
BACA JUGA Abadikan Momen Usai Sholat Idul Adha, Penampilan Via Vallen Jadi Sorotan
Senyawa berbahaya ini biasanya terbentuk selama pengolahan atau proses memasak daging.
Seperti HCA yang terbentuk saat daging dimasak pada suhu tinggi dan PAH yang terbentuk saat pembakaran zat organik pada daging.
Kedua senyawa inilah yang diyakini dapat meningkatkan resiko kanker. (*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | Bobo.grid.id,Tribun Jogja |
Penulis | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Editor | : | Septiyanti Dwi Cahyani |