Dalam satu tempat, Bastian Tito membutuhkan waktu 2 minggu hingga dirinya mengetahui adat, budaya, legenda maupun cerita-cerita masyarakat setempat.
Semuanya lalu dihubungkan dengan situasi, suasana alam, dan keadaan pada masa silam.
BACA JUGA: Vino G Bastian Senang Wiro Sableng Masih Digemari Masyarakat
Ke manapun Bastian Tito pergi, ia selalu membawa alat perekam.
Hal itu dilakukan guna untuk merekam semua yang dilihat dan didengar oleh Bastian Tito.
Apa yang dilihat maupun percakapan yang didengar Bastian Tito, kadang dituangkan ke dalam karyanya.
Jadi tak heran jika cerita yang dibangun Bastian Tito terasa benar-benar hidup.
BACA JUGA: Vino G. Bastian Ingin Kembalikan Karakter Wiro Sableng Seperti di Buku
Serial Wiro Sableng berhasil mencapai 2 kali orbit, tepatnya tahun 1989 dan 1994.
Buku yang berhasil orbit ternyata buku terbitan lama tapi dicari kembali dan laris pada tahun 1990-an.
Dua buku yang berhasil orbit berjudul Makam Tanpa Nisan (1989) dan Guci Setan (1994).
BACA JUGA: EKSKLUSIF: Suasana Seru Pemain ‘Wiro Sableng 212’ saat Ngobrol Bareng Grid.ID
Viral, Cuma Gegara Beda Pilihan Saat Nyoblos Pilkada 2024, Makam Pasutri di Sulsel Ini Dipindahkan, Begini Akhirnya
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Okki Margaretha |