Ini membuat seseorang bertanya-tanya mengapa mereka tidak cukup baik untuk mempertahankan rasa cinta pasangannya.
“Ini dapat menyebabkan peningkatan kecemburuan, yang dapat membuat orang merasa cemas.
Semakin lama itu berlangsung maka semakin buruk yang mereka rasakan, bahkan menyebabkan depresi,” paparnya.
BACA JUGA: Penampilan Modis Menantu Cantik SBY, Aliya Rajasa Saat Saksikan Perlombaan Renang Asian Games 2018
Jika seseorang membuat kita merasakan hal seperti ini, Preece menyarankan segera terlepas dari hubungan putus nyambung.
Psikolog Madeleine Mason Roantree menjelaskan hubungan yang diwarnai 'putus nyambung' sering terjadi ketika kedua pasangan pada dasarnya tidak bisa bersama lagi.
Tapi, mereka masih memiliki hasrat seksual kuat sama lain yang membuat mereka kembali menjalin kasih.
Pada akhirnya, inilah yang membuat dinamika 'putus nyambung' memiliki efek negatif.
Menurut Preece, hubungan semacam ini biasanya diwarnai oleh emosional dan kekerasan fisik.
“Ini terjadi seolah-olah mereka tidak dapat hidup tanpa satu sama lain, namun ketika mereka bersama mereka saling menyakiti satu sama lain," ucapnya.
Menurut Kale Monk, selaku pemimpin riset, ketika mempertimbangkan kemungkinan untuk menyatukan kembali hubungan yang telah berakhir, penting untuk mengingatkan diri perihal alasan mengapa kita putus.
Sebelum memutuskan untuk kembali bersama, Monk menyarankan agar kita mendiskusikan masalah secara jelas dengan pasangan mengenai apa yang salah pada awalnya.
Kita juga perlu mempertimbangkan dengan serius kemungkinan masalah ini terjadi kembali jika kita memutuskan untuk kembali bersama. (Ariska Puspita Anggraini/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Normalkah Hubungan Asmara yang 'Putus Nyambung'?"
Talitha Curtis Bongkar Kelakuan Ibu Angkat, Pernah Sodorin Dirinya ke Om-om di Usia 13 Tahun Demi Hal Ini
Penulis | : | None |
Editor | : | Fahrisa Surya |