Gegara itu, operasional DPRD Kota Malang boleh dikatakan lumpuh karena banyaknya wakil rakyat yang diciduk KPK.
Namun ketika ditangkap KPK karena kasus korupsi, para koruptor nampak masih cengengesan, ya senyam-senyum seakan memakan duit rakyat itu enak.
Psikolog politik Hamdi Muluk mengatakan, sikap cengengesan yang ditunjukkan para koruptor tersebut disebabkan belum adanya etika publik yang terbentuk dengan baik.
Etika publik di sini ialah rasa malu dan bersalah dalam diri politikus yang tidak amanah memegang amanat rakyat.
"Kalau etika (publik) tinggi, itu ada dua perasaan yang ditimbulkan. Satu (perasaan) malu, dua (merasa) bersalah karena mengkhianati kepercayaan publik," kata Hamdi.
Baca Juga : Viral Pesan BBM Naik 2018, Berikut 4 Tips untuk Mendeteksi Hoax
Normalnya jika orang melakukan kesalahan maka dirinya akan mersa malu, menunduk lesu, menutupi wajahnya, tidak mau buka suara bahkan menghindari orang dalam hal ini wartawan peliput.
Tapi jika sebaliknya maka itu aneh.
"Kalau cengar-cengir semakin tidak ada rasa malu tersebut," ujar Hamdi.
Hamdi menambahkan jika seseorang sudah menjadi legislator (wakil rakyat) berarti dirinya merupakan abdi negara, corong yang menyampaikan aspirasi dan dari 'mulutnya' lah suara rakyat disampaikan kepada pemerintah.
"Kalau menurut kajian, teori, prinsip, orang yang menjadi legislator itu adalah orang yang sudah selesai dengan urusan dirinya sendiri," ucap Hamdi.
"(Mereka) tidak lagi cari duit, dia ingin mengabdikan dirinya dan ujungnya menjadi negarawan," kata dia.
Baca Juga : Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 H: Mengenal Tradisi Unik Barikan di Pati
Permasalahan di mana seorang abdi negara mulai menjadi koruptor sebenarnya sudah ada sejak dirinya mencalonkan diri menjadi caleg.
"Ketika dia (calon legislator) maju, di depan jor-joran (menyogok) atau dari partai ia beli uang untuk mendapatkan kursi. Sampai di daerah pilihan (dapil) ia main money politic," kata Hamdi.
Lantas setelah dapat kursi di wakil rakyat maka ia akan berusaha balik modal.
"Dia (calon legislator) tahu biayanya besar. (Ketika terpilih) itu kesempatan mengembalikan modal. Akan mencari cara untuk penyelewengan, (seperti) korupsi," ujarnya.
Masyarakat juga mempunyai peran penting untuk menghukum koruptor.
Hamdi menyebutkan masyarakat bisa memberikan sanksi sosial kepada koruptor.
"Jangan di elu-elukan, kalau perlu kita kucilkan," ucapnya.(*)
Viral Peserta Indonesian Idol Punya Suara Unik Mirip Optimus Prime, Anang Hermansyah Langsung Ramal Begini
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |