Laporan Wartawan Grid.ID, Novita D Prasetyowati
Grid.ID - Kebakaran sering terjadi di berbagai objek wisata di Indonesia dalam beberapa waktu dekat ini.
Seperti sebelumnya, terjadi kebakaran di objek wisata Gililawa Darat di Taman Nasional Komodo.
Masih di pulau yang sama, sebuah perkampungan adat megalitikum Gurusina juga terbakar.
Baca Juga : Jadi Ibu Tiri, Kartika Putri Justru Disayang Oleh Anak-anaknya
Kebakaran di sabana Gunung Bromo juga terjadi pada Senin (3/9/2018) lalu.
Belum lama ini, kebakaran kembali terjadi di kawasan Gunung Sindoro, Kabupaten Wonosobo dan Temanggung, Jawa Tengah, pada Sabtu (8/9/2018).
Kebakaran di Gunung Sindoro telah padam pada Senin (10/9/2018) lalu.
Hal ini terlihat dari unggahan twitter Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Human Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (10/9/2018).
Baca Juga : Pulang ke Indonesia, Acha Septriasa Kembali Main Film
Nah, kebakaran juga terjadi di Kawasan Hutan Gunung Lawu di Kabupaten Karanganyar dan Magetan, perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kobaran api tersebut mulai terlihat sejak Selasa (4/9/2018) lalu.
Karena kebakaran yang belum padam, objek wisata Gunung Lawu resmi ditutup, Senin (10/9/2018).
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, informasi penutupan objek wisata ini didapat dari seorang anggota Anak Gunung Lawu (AGL) bernama Budi.
Baca Juga : Gunung Lawu Kebakaran, Semua Jalur Pendakian Sementara Ditutup
Budi menyatakan, pendakian ke puncak Gunung Lawu mulai Senin (10/9/2018), resmi ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Hal ini dilakukan demi keselamatan para calon pendaki dan meminimalisir risiko yang mungkin terjadi.
Informasi penutupan jalur wisata tersebut juga resmi diumumkan oleh Sutopo Purwo Nugroho melalui akun Twitter berikut ini.
Baca Juga : Kangen Berat sama Laudya Cynthia Bella, Engku Emran Lakukan Hal Super Romantis
Kebakaran hutan dan alang-alang di Gunung Lawu belum dapat dipadamkan. Jalur pendakian ke Gunung Lawu ditutup mulai 10/9/2018 hingga waktu yang belum ditentukan. Kendala pemadaman: air dan alat terbatas, angin kencang, medan berat, cuaca kering. pic.twitter.com/H9U0cn3UuH
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) 10 September 2018
Untuk mengurangi rasa kecewa setelah terlanjur tiba di sana, para calon pendaki bisa menikmati ritual malam satu suro di area sekitar aula atau di Pringgondani.
Para calon pendaki juga dapat melipir untuk menikmati kirab pusaka dan kebo bule yang ada di Surakarta pada hari Selasa (11/09/2018) dalam rangka 1 Muharram 1440H.
(*)
5 Tips Whats App yang Jarang Diketahui dan Berguna Banget, Dijamin Mempermudah Hidup!
Source | : | Kompas.com,Twitter |
Penulis | : | Novita |
Editor | : | Deshinta Nindya A |