Atlet eSports memainkan games untuk sebuah profesi, sehingga dijalankan secara serius.
Atlet eSports dipacu otaknya untuk game strategi, bahkan otaknya aktif 110 persen sehingga mesti punya fisik prima.
Karena eSports merupakan permainan otak, para atlet eSports harus memiliki pengetahuan logic yang kuat, yang ditunjukan dari kemampuannya dalam bidang Matematika dan Fisika.
Hal tersebut bertujuan untuk mendukung kemajuan prestasinya di kemudian hari.
Atlet eSports harus mengutamakan pendidikan.
Pasalnya, pada usia 27 dan 28 tahun, atlet eSports akan turun sehingga para atlet eSports tetap harus memiliki bekal pendidikan untuk kehidupannya mendatang.
Semua kategori tersebut disampaikan Eddy berdasarkan pada nilai-nilai Olympism.
Olympism merupakan sebuah falsafah hidup dan cita-cita untuk menggabungkan olahraga, budaya, dan pendidikan.
Baca Juga : Dikatain sebagai Musisi Tak Laku, Anji Manji Angkat Bicara
Nilai-nilai Olympism ini juga menjadi prinsip Olimpiade, simbol dan elemen-elemen ikon Olimpiade lainnya. (*)
Profil David Clement, Suami Agnes Jennifer yang Diduga Selingkuhi Istrinya, Profesinya Bukan Kaleng-kaleng
Source | : | Kompas.com,bolasport |
Penulis | : | Novita Desy Prasetyowati |
Editor | : | Deshinta Nindya A |