Grid.ID- World Health Organization (WHO) memperkirakan jika setiap 40 detik seseorang di dunia mengakhiri hidupnya.
Angka tersebut setara dengan 800.000 juta jiwa pertahun seseorang kehilangan nyawanya akibat bunuh diri.
Laporan tersebut menunjukkan makin banyak orang yang berpikir melakukan tindakan bunuh diri.
Salah satu pemicu bunuh diri adanya depresi.
Baca Juga : Menilik Kasus Lina yang Kepergok Selingkuh, Kenapa Wanita Selingkuh?
"Orang yang depresi merasa tidak ada harapan akan kehidupan atau putus asa. Kondisi ini diikuti dengan gejala lain seperti susah konsentrasi, malas, tidak bertenaga, tidak nafsu makan, dan sering ada ide untuk bunuh diri," kata dr Andr Sp.KJ kepada Kompas.com, Sabtu (18/03/2017).
Sayangnya, depresi sering kali tidak disadari kemunculannya.
Bahkan oleh orang yang mengalaminya.
Itu karena para penderita depresi dan orang di sekitarnya tidak mengenali gejala depresi.
Dalam tulisannya di laman Kompas.com, Retha Arjadi, M.PSI menulis depresi bisa diartikan sebagai sebuah kondisi gangguan psikologis dengan ciri adanya perasaan sedih atau kekosongan mendalam.
Baca Juga : Dulu Pakai Dolar Untuk Tidu Toilet, Negara ini Justru Sengsara Karena Penduduknya
Orang yang depresi biasanya merasa bahwa mereka seolah masuk ke dalam lubang yang dalam, gelap, dan sulit untuk keluar dari sana.
Tanda Depresi "Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-V (DSM-V), diagnosis depresi dapat diberikan hanya melalui pemeriksaan oleh profesional, seperti psikolog/ psikiater," tulis Retha.
Meski begitu, seseorang bisa dikatakan mengalami depresi jika terjadi kemunculan atas setidaknya 5 gejala dari set gejala berikut selama dua minggu berturut-turut:
Baca Juga : Poon Lim Terdampar di Tengah Laut, Bertahan Hidup dengan Darah Hiu
"Kemunculan gejala-gejala tersebut biasanya mengganggu fungsi harian dan menurunkan produktivitas orang yang mengalaminya," tulis Retha.
Baca Juga : Vino G Bastian Pasrah Didandani Anaknya, Wajahnya Jadi Mirip Andre?
"Keparahan tingkat depresi dapat ditentukan oleh jumlah gejala yang muncul dan intensitasnya," sambungnya.
Bisa Diatasi Untuk menghindari keparahan depresi hingga berisiko bunuh diri, mengamati ciri awal gangguan mental ini sangat penting.
Kapanpun gejala awal tersebut muncul, maka seseorang akan dapat langsung mengambil langkah untuk menanganinya.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan Kementrian Kesehatan RI tahun 2013, sekitar 6 persen atau 16 juta jiwa mengalami gangguan mental emosional (depresi dan kecemasan).
Baca Juga : Aldi Taher Bertahan Lawan Kanker, Dokter Larang Aldi Makan ini Hingga 5 Tahun ke Depan
"Itu hanya data yang dilaporkan, padahal gangguan jiwa seperti fenomena gunung es yang kelihatannya kecil tapi sebenarnya menyimpan potensi besar yang tak terlihat," kata Andri.
Depresi sebenarnya bisa diobati.
Masyarakat bahkan bisa berobat secara gratis karena konseling atau pengobatan depresi juga ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Peran serta masyarakat juga diperlukan dengan lebih peka mengenali tanda-tanda depresi dan peduli jika ada perubahan perilaku pada orang terdekatnya.
Baca Juga : Kriss Hatta Beberkan Masalah Ranjang dengan Hilda, Reaksi Billy Justru Diam
"Intinya kita harus empati, menyadari bahwa depresi bisa terjadi pada siapa pun. Jangan ragu untuk berobat," kata Andri.
Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Retha.
"Perlu diingat bahwa penanganan depresi, terutama yang bersifat kronis, tentu paling disarankan untuk dikonsultasikan dengan profesional, seperti psikolog atau psikiater," kata Retha.
Meski menyarankan bantuan profesional, Retha tetap memberi tips sederhana yang dapat dilakukan untuk mengelola gejala depresi.
Baca Juga : Perjuangan Vanellope Bayi dengan Jantung di Luar Tubuh, Begini Kondisinya Sekarang
"Pada konteks depresi, penanganan mandiri yang dapat dilakukan antara lain menjalankan hobi secara rutin, berolahraga untuk mengelola kondisi fisik dan menenangkan pikiran, melakukan kegiatan yang menyenangkan setidaknya satu kali setiap hari atau ketika gejala depresi muncul, dan bercerita kepada orang yang dapat dipercaya untuk menumpahkan perasaan," kata Retha.
"Cara-cara tersebut dapat menjadi jurus yang sederhana namun ampuh untuk mengelola depresi, karena, ingatlah, pada dasarnya setiap orang mampu mengendalikan depresi, dan bukan sebaliknya, dikendalikan oleh depresi," tegasnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Sering Memicu Keinginan Bunuh Diri, Ini Gejala Depresi yang Harus Anda Perhatikan
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |