Dan aku pun kalo tidur gak telentang karena kalo telentang kan gabisa nafas, kan engap ya ada cairan di paru-paru. Jadi aku kalo tidur sambil duduk.
Dokter yang periksa paru aku bilang curiga juga sama benjol yang di leher sebelah kiri kenapa bisa gede banget.
Baca Juga : Habiskan Uang Sebesar Rp973 Juta, Akhirnya Pria Ini Punya Alat Kemaluan
Akhirnya biopsi total masuk ICU, aku sempet koma juga 2 kali, dan gak ada perkembangan sama sekali. Orangtua aku mulai kesel minta pengobatan yang lebih baik. Tolong diberikan rujukan.
Di rujuk di rumah sakit Persahabatan di Jakarta Timur. Di cek semuanya dan baru ketahuan ternyata aku tuh gak TBC sama sekali tapi kanker kelenjar getah bening atau limfoma," ungkap Intan.
Akibat sempat salah diagnosis, Intan pun harus menerima kenyataan bahwa kanker yang dia derita telah memasuki stadium 4.
Meskipun mengaku sempat menyesal karena hanya mempercayai satu rumah sakit sebelumnya, tetapi Intan tetap tegar dan ceria menerima kenyataan.
"Kalo masih benjolan kecil itu paling masih stadium 1, paling kemo 6 kali sembuh. Cuma waktu itu karena salah diagnosis, percaya sama satu rumah sakit.
Itu yang selalu aku tekenin juga sih jangan cuma percaya sama satu rumah sakit doang, karena diagnosis TBC sama kelenjar getah bening itu suka mirip. Orang suka salah. Udah terlanjur kemana-mana, di paru, di hati, macem-macem deh," ujar Intan.
Baca Juga : Miris! Seorang Suami Dukung Istrinya Jadi PSK dan Dianggap Hebat
Untuk melawan kanker getah bening yang diderita, Intan mengaku telah melakukan kemoterapi sebanyak 22 kali dan radiasi sebanyak 70 kali.
Penulis | : | None |
Editor | : | Nailul Iffah |