Tetapi pihak sekolah justru menawarkan jalan-jalan dengan tujuan sebagai bentuk kenang-kenangan.
"Sama sekali belum terima (honor) itu dari sekolah. Enggak hanya saya, namun ada 82 teman saya lainnya di sekolah ini yang jadi penari saat pembukaan Asian Games juga belum dibayar"
"Ketika kami semua itu meminta kejelasan mengenai honor yang mereka terima dari sana (INASGOC) berkali-kali, pihak sekolah malah menawarkan jalan-jalan, cuman untuk kenang-kenangan," kata S seperti dikutip dari Warta Kota, Rabu (19/9/2018).
S menerangkan, ia dan 82 teman lainnya ogah menerima tawaran dari pihak sekolah.
Baca Juga : Rahasia di Balik Cincin Pangeran Charles yang Melekat Lebih dari 40 Tahun
Ia serta teman-temannya ingin mendapatkan honornya dalam bentuk tunai.
"Kami maunya uang tunai. Enggak mau jalan-jalan. Malahan katanya dana honor untuk membuat jaket. Enggak mau. Maunya tunai. Itu hak kami. Selama belasan hari, latihan menari dan itu dibayar per harinya," katanya.
Dikutip dari Bolasport.com, Rabu (19/9/2018), INASGOC menjelaskan jumlah uang operasional 15 dolar AS atau sekitar Rp 223.000 per-hari untuk satu penari.
Selanjutnya, INASGOC juga memastikan pembayaran uang operasional telah dilakukan sebanyak tiga kali, yakni pada April, Juni, dan terakhir 17 September 2018.
Semua bukti pembayaran kepada sekolah terdokumentasi dengan lengkap.
"Panitia sangat berterima kasih kepada penari, guru dan orangtua mereka yang telah memberikan kontribusi besar bagi Indonesia," kata Sekretaris Jendral Inasgoc, Eris Herriyanto dikutip dari Kompas.com, Rabu (19/9/2018).
"Kerja keras dan penampilan penari tidak bisa dinilai dengan apa pun, tetapi apa yang telah dilakukan akan selalu abadi di hati dan benak seluruh rakyat Indonesia juga dunia," tambahnya.
Source | : | tribunnews,bolasport,Wartakota,Tribun Jatim |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |