Grid.ID - Ketika perang dagang antara Washington dan Beijing meningkat, para analisis memperdebatkan bagaimana tarif akan berdampak pada ekonomi China.
Beberapa ekonom mengatakan perang tarif antar kedua negara bisa menjadi pukulan berat bagi China, sementara lainnya berpendapat bahwa China akan mampu menghadapi serangan AS.
Para pemerhati ekonomi China mengatakan faktor pendorong dan tren yang mempengaruhi ekonomi terbesar Asia itu berjalan lebih baik, melebihi tarif itu sendiri.
Baca Juga : Ternyata Jus Kentang Bisa Sembuhkan Diabetes Hingga Kanker
China telah lama bergantung pada investasi insfrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonominya.
Investasi menyumbang 44 persen PDB nominal China pada Desember 2017, dibandingkan sekitar 20 hingga 25 persen untuk negara seperti AS, Jepang dan Jerman.
Investasi aset China memang melambat, dengan pertumbuhan investasi jatuh ke rekor terendah pada bulan Agustus.
Para ekonom termasuk Nicholas Lardy mengatakan untuk tidak terlalu memperhatikan angka yang secara historis rendah.
Hal itu dikarenakan saat ini China sedang memperbaiki cara mengukur investasi aset tetapnya.
Baca Juga : Arab Saudi Beli Rudal Balistik dari China Berkat Bantuan CIA
Namun, ketika perang dagang meningkat, hal ini tidak akan mudah bagi China.
Ini dikarenakan utang yang meningkat membuat China sulit untuk menggunakan belanja publiknya guna meningkatkan investasinya.
Apesnya Inul Daratista Rugi hingga Rp 136 Juta Usai OB Curi Uang dan Mobil Kantor, Niat Baiknya Disia-siakan
Penulis | : | None |
Editor | : | Nailul Iffah |