Dari semua, Wregas memilih cerita “Tak Ada yang Gila di Kota Ini” karena merasa paling dekat dan terwakili kegelisahannya.
Pilihan itu lalu didiskusikan bersama Adi Ekatama yang juga bersinergi dengan redaksi Ruang.
Dia menambahkan bahwa dia melihat begitu banyak potensi untuk cerita yang akan diubah menjadi sebuah film.
Baca Juga : Sekuel Film Fantastic Beasts Rilis Trailer Terbaru, Karakter Nagini Curi Perhatian
Namun, selaras dengan pernyataan Adi tentang proyek debut Ruang, mereka memilih untuk menuangkan ide-ide pembuatan film ini hanya ke dalam sebuah film pendek.
"Eka menganggap cerita pendek sebagai media untuk bereksperimen. Hal yang sama berlaku untuk film pendek. Mereka memiliki lebih banyak ruang untuk eksperimen dengan gaya, karakter dan dialog daripada film layar lebar," kata Wregas.
“Tak Ada yang Gila di Kota Ini” menceritakan tentang penangkapan orang-orang, yang disebut masyarakat itu gila, di sebuah kota kecil di Pantai Selatan Jawa. Orang-orang itu akan dibuang ke hutan agar para turis yang datang tidak merasa terganggu dengan kehadiran mereka.
Baca Juga : Penggemar Transformers Merapat! Teaser Film Bumblebee Telah Dirilis
“Saya merasakan ada kuasa yang menindas orang-orang di bawahnya. Bahwa ada orang-orang tidak berdaya di sini yang disebut orang gila,” lanjut Wregas menjelaskan.
"Cerita itu sebenarnya ditulis berdasarkan pengalaman saya. Seperti Wregas, saya merasa marah dengan tindakan itu, " Eka menambahkan.
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |